TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran, Hassan Rouhani, mendesak IMF (International Monetary Fund) untuk segera memberikan pinjaman penanganan virus Corona (COVID-19). Menurut Rouhani, jika permintaan pinjaman itu tidak dipenuhi, maka IMF telah bersikap diskriminatif terhadap Iran. Adapun besaran pinjaman yang dibutuhkan adalah US$5 miliar.
"Iran adalah anggota dari IMF. Jadi, seharusnya, tidak ada diskriminasi dalam memberikan kami pinjaman," ujar Rouhani dalam rapat kabinet yang dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 8 April 2020.
Kepala Bank Sentral Iran, Abdolnaser Hemmati, menyatakan hal senada. Ia mengatakan bahwa dirinya sudah mengajukan permohonan pinjaman ke IMF sejak bulan lalu. Pengajuan itu disampaikan lewat skema Fund's Rapid Financing Initiative yang bertujuan membantu negara-negara terdampak bencana. Namun, hingga sekarang, belum ada kepastian soalnya.
Sementara itu, IMF mengklaim bahwa pembicaraan antara pihaknya dengan pemerintah Iran sudah berlangsung. Pembicaraan tersebut untuk mengetahui secara lebih detil perihal apa yang Iran butuhkan dan apa syarat yang harus dipenuhi Iran untuk mendapatkan pinjaman.
Sejauh ini, Iran memang merupakan negara Timur Tengah yang paling terdampak virus Corona. Berdasarkan data dari Reuters, tercatat ada 62.589 kasus dan 3.872 korban meninggal di sana akibat virus Corona.
Bencana yang terjadi membuat kondisi perekonomian Iran semakin terpuruk. Sebab, sebelumnya, Iran sudah terpukul dengan sanksi dagang yang diberikan oleh Amerika di tahun 2018. Gara-gara sanksi dagang itu, Iran tidak bisa dengan bebas mengekspor produk-produknya ke berbagai negara.
Iran bahkan menyalahkan Amerika sebagai penyebab kenapa korban dan kasus virus Corona (COVID-19) begitu banyak di Iran. Menurut Rouhani, selaku Presiden Iran, sanksi yang diberikan Amerika membuat Iran kekurangan sumber daya untuk merespon pandemi dengan efektif.
"Sanksi yang diberikan Amerika adalah sebuah teror ekonomi dan medis. Mereka melanggar konvensi internasional," ujar Rouhani mengakhiri.
ISTMAN MP | REUTERS