TEMPO.CO, Wina - Pemerintah Austria dan Denmark mulai mempertimbangkan untuk mencabut sejumlah pembatasan kegiatan publik atau lockdown terkait upaya pencegahan penyebaran wabah virus Corona.
Pemerintah Austria, misalnya, memutuskan untuk mulai mengizinkan sejumlah toko kecil dan toko kebutuhan rumah tangga untuk beroperasi pada 14 April 2020.
Wina juga menjadwalkan semua toko dan pusat perbelanjaan besar atau mal bakal kembali beroperasi pada Mei 2020. .
“Di Austria, kami bereaksi lebih cepat dan dengan cara yang terbatas,” kata Kanselir Sebastian Kurz seperti dilansir Berlin Spectator pada Selasa, 7 April 2020.
Kurz mengatakan negaranya bereaksi lebih cepat mencegah penyebaran virus Corona sehingga tidak sempat memburuk.
“Reaksi kami yang cepat dan terbatas memberi kami kesempatan untuk keluar dari krisis ini lebih cepat,” kata Kurz.
Menurut kanselir, pencabutan pembatasan kegiatan di ruang publik bisa segera teralisir jika,”Kita semua mengikuti aturan secara ketat.”
Saat ini, Australia tercatat memiliki sekitar 12.300 kasus infeksi virus Corona dengan 243 orang meninggal. Sekitar empat ribu orang berhasil sembuh.
Sedangkan Denmark berencana membuka sejumlah fasilitas publik mulai 15 April 2020. Perdana Menteri Mette Frederiksen mengumumkan pusat titipan anak, taman kanak-kanan dan sekolah dasar bakal kembali aktif.
Saat ini ada sekitar 4.800 kasus infeksi virus Corona dengan 1.500 orang sembuh dan 203 orang meninggal.
Namun, pemerintah Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar di Eropa, belum akan melakukan pencabutan pembatasan. Kanselir Angela Merkel mengatakan saat ini masih terlalu dini untuk mempertimbangkan pencabutan pembatasan kegiatan di publik. Dia tidak ingin pemerintah kemudian menerapkan kembali pembatasan setelah sempat mencabutnya.
Jerman saat ini memiliki 103 ribu kasus infeksi virus Corona dengan sekitar 1.800 orang meninggal dan 36 ribu orang berhasil sembuh. Virus ini menyebar dari Kota Wuhan, Cina bagian tengah, seperti dilansir Reuters, sejak Desember 2019.
Jumlah korban jiwa akibat infeksi virus Corona mencapai sekitar 1.360 ribu orang dengan korban tewas dari sekitar dua ratus negara sebanyak sekitar 69 ribu orang. Korban meninggal akibat menderita sakit radang paru-paru. Rumah sakit di berbagai negara membutuhkan ventilator untuk merawat para pasien.