TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Bangladesh memenuhi janjinya dengan mulai mengirimkan bantuan pangan dan bantuan kemanusiaan bagi ribuan pekerja seks komersial di kawasan pelacuran terbesar di negara itu akibat pandemi virus Corona.
Berdasarkan laporan The Guardian, Senin, 6 April 2020, bantuan darurat itu diberikan setelah pemerintah menutup kompleks pelacuran terbesar di Goalanda, distrik Rajbari di Dhaka, ibukota Bangladesh.
Al Jazeera pada 24 Maret lalu melaporkan, para pekerja seks di Daulatdia, kawasan pelacuran terbesar di dunia ini memohon kepada pemerintah Bangladesh agar diberi bantuan darurat setelah pelanggan mereka dicegah masuk untuk mencegah penularan virus Corona.
Mereka tidak siap menghadapi penutupan kawasan pelacuran karena dilakukan tanpa memberitahu mereka terlebih dahulu.
Sementara sebagian besar pekerja seks hidup dari penghasilan yang minim bahkan terpaksa berutang untuk menghidupi keluarga mereka.
"Jika kami diinformasikan lebih dulu, kami dapat berusaha menyimpan sebanyak mungkin. Sekarang, banyak di antara kami meminjam uang agar tidak kelaparan," kata Kalpona, 30 tahun, bekerja di kawasan pelacuran ini hampir dua dekade.
"Saat ini kami memerlukan bantuan pemerintah secepat mungkin," ujarnya.
Rubayet Hayat, pejabat eksekutif untuk sub-distrik Goalanda, di mana kompleks pelacuran Daulatdia berlokasi, mengatakan pemerintah akan memenuhi permintaan para pekerja seks itu. Bantuan diperkirakan akan tiba pada akhir pekan ini.
Pemerintah Bangladesh memberikan setiap pekerja seks sepaket bantuan pangan yakni 30 kilogram beras, uang tunai US$ 25, dan pembekuan uang sewa rumah.
Lebih dari 1.500 pekerja seks tinggal dan bekerja di kompleks pelacuran Daulatdia, sekitar 100 kilometer arah barat Dhaka.
Daulatdia merupakan satu dari 12 tempat pelacuran yang resmi di Bangladesh. Setiap hari sekitar 5 ribu pelanggan berkunjung ke kawasan pelacuran ini.
Daulatdia sudah beroperasi lebih dari satu abad, berdiri di era kolonial Inggris.Sejumlah lembaga amal mengungkapkan para pekerja seks di sana banyak berusia anak-anak.
Bangladesh melegalkan pelacuran, meski dianggap sebagai pekerjaan tak bermoral di negara mayoritas muslim dengan jumlah populasi 160 juta orang.
Seperti negara lainnya, Bangladesh juga menghadapi pandemi virus Corona. Hingga hari ini, sudah 13 orang tewas dan 117 kasus infeksi virus mematikan di Bangladesh