TEMPO.CO, Paris – Pemerintah Prancis melarang warga untuk pergi ke luar rumah menikmati sinar matahari pada permulaan musim semi karena bahaya wabah virus Corona.
Otoritas kesehatan Prancis meminta warga tetap tinggal di rumah karena wabah ini telah menelan korban jiwa 7.560 orang.
Perintah ini telah berlaku sejak 17 Maret 2020 untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Pemerintah lalu memperpanjang perintah ini hingga 15 April 2020 dan kemungkinan bisa diperpanjang lagi.
“Stasiun televisi menyiarkan foto-foto yang menunjukkan warga Paris ke luar rumah dan berjalan di tepi sungai Seine atau jalanan yang sepi kendaraan.
Ada yang berlari-lari, ada juga yang sedang menikmati sinar matahari,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 5 April 2020.
Menanggapi ini, sejumlah tokoh menyayangkan sikap warga Paris itu. “Saat kita melihat foto-foto ini, kita melihat perilaku itu, ini sangat tidak bisa dimengerti,” kata Jean Rottner, kepala wilayah Grand Est, yang menjadi lokasi pertama wabah virus Corona.
Kepala Wilayah Paris Raya, Valerie Pecresse, mengatakan pemerintah belum akan mencabut larangan ke luar rumah karena kondisinya masih berbahaya.
“Jangan mudah tergoda bahkan jika hari ini adalah hari libur dan cuaca bagus. Tinggal di rumah sebisa mungkin,” kata Pecresse.
Dia menambahkan,”Sistem layanan kesehatan di Paris kewalahan. Tidak ada yang lebih buruk jika pemerintah mengendurkan larangan ke luar rumah.”
Paris menggunakan kereta api cepat TGV untuk memindahkan pasien terinfeksi virus Corona ke sejumlah rumah sakit di wilayah lain seperti Brittany pada Ahad ini. Ini karena rumah sakit di Paris sudah tidak bisa menampung pasien baru.
Menurut Direktur Umum, Jeromy Salomon, dari Kementerian Kesehatan Prancis, pemerintah telah memindahkan 566 pasien ke berbagai rumah sakit di berbagai daerah di Prancis karena jumlah pasien yang terus membludak.
Saat ini, Prancis mencatat ada 90 ribu warga terinfeksi virus Corona dengan sekitar 7.500 orang meninggal. Sebanyak 16 ribu orang berhasil sembuh lewat perawatan di rumah sakit.