TEMPO.CO, Jakarta - Belasan ribu nyawa petugas medis di Spanyol terancam. Timpangnya pertumbuhan jumlah pasien dengan ketersedian perlengkapan medis membuat mereka rentan tertular virus Corona. Bahkan, kabar terbaru, 15 ribu tenaga medis di Spanyol sudah dinyatakan positif tertular virus dengan nama resmi COVID-19 itu.
"Di tahap awal krisis, kami membuang kacamata, masker, dan pakaian medis usai memakainya sekali. Sekarang, kami harus memakainya berkali-kali dalam sehari untuk menghemat persediaan," ujar Albert Gual, petugas medis yang bekerja di Catalonia, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Ahad, 5 April 2020.
Spanyol memang salah satu negara paling terdampak virus Corona di Eropa selain Italia, Jerman, dan Prancis. Per hari ini, Spanyol tercatat memiliki 130.759 kasus dan 12.418 korban meninggal akibat virus Corona.
Sebagai perbandingan, Italia, memiliki 124.632 kasus dan 15.362 korban meninggal. Sementara itu, Prancis, memiliki 90.848 kasus dan 7.574 korban akibat virus Corona.
Sayangnya, seperti yang telah disebutkan, angka tersebut tidak diikuti dengan perlengkapan medis yang mencukupi. Salah satu penyebabnya, tidak banyaknya negara yang mampu memenuhi kebutuhan Spanyol. Jerman, misalnya, menghentikan supplai perlengkapan medis karena mereka sendiri membutuhkan segala stok yang ada.
Tidak adanya bantuan dari Eropa membuat Spanyol beralih ke Cina. Mereka memesan perlengkapan medis dengan nilai total US$ 467 juta. Namun, ketika barang tiba, tidak semuanya bisa dipakai. Belakangan, terungkap bahwa barang yang diterima Spanyol belum teruji. Kurang lebih 58 ribu di antaranya bermasalah.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui apakah peralatan pengganti dari Cina sudah tiba. Kalaupun sudah, barang-barang tersebut belum terlihat wujudnya menurut para petugas lapangan.
"Asumsikan saja barang sudah tiba, itupun harus dites dulu oleh institut kesehatan publik," ujar Laura Diez, ujar juru bicara Konfiderasi Serikat Medis.
Beberapa organisasi kesehatan mencoba membawa masalah minimnya perlengkapan medis ke meja hijau. Mereka menuntut pertanggung jawaban pemerintah karena banyak petugas medis yang terancam virus Corona (COVID-19). Namun, majelis hakim menolak gugatan mereka dengan pertimbangan pemerintah sudah berusaha semampu mungkin.
"Untuk saat ini, kami tidak memiliki jawaban. Otoritas mengklaim bantuan akan datang. Namun, kenyataannya, tidak terlihat wujudnya di rumah sakit," ujar Diez.
ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST