TEMPO.CO, Jakarta - Jalanan kota Guayaquil, Ekuador, menjadi kuburan masal korban virus Corona (COVID-19). Banyak tubuh dibiarkan di sana karena penuhnya rumah jenazah dan terbatasnya akses untuk menguburkannya. Sementara itu, petugas pemerintahanan yang dijanjikan membantu pemakanan tak kunjung hadir.
"Kami sudah lima hari menunggu petugas untuk menguburkan jenazah, namun tak ada yang datang. Kami lelah menelpon mereka terus. Apa yang bisa mereka katakan adalah meminta kami untuk menunggu," ujar salah satu warga Guayaquil, Fernando Espana, sebagaimana dikutip dari CNN, Sabtu, 4 April 2020.
Espana mengakui bahwa sesungguhnya ia tak tega meninggalkan jenazah anggota keluarganya di jalanan. Namun, dirinya tak punya banyak pilihan. Tubuh jenazah mulai membusuk dan dirinya maupun tetangganya tidak bisa lagi menahan baunya.
Di sisi lain, dirinya tidak mau mengambil resiko tertular virus Corona. Apalagi, beberapa anggota keluarga dan tetangganya sudah menunjukkan gejala tertular virus Corona. Hal itu dibenarkan oleh tetangga Espana, Glenda Larrea Vera.
"Kami memiliki banyak tetangga yang sudah tua. Selain itu, ibu saya pun sudah berusia 80 tahun yang memiliki gangguan pernafasan," ujar Vera menjelaskan kekhawatirannya.
Berdasarkan rekaman-rekaman video yang didapatkan CNN, jenazah ditinggalkan di jalanan dengan begitu mudahnya. Mobil yang membawa jenazah menepi ke trotoar dan kemudian menaruh jenazah yang mereka bawa di tepi jalan. Sepinya jalanan Guayaquil akibat pembatasan sosial membuat aksi tersebut tak tersorot.
Tak lama berselang, mobil otoritas kesehatan datang. Dari dalamnya turun beberapa orang mengenakan pakaian hazmat. Mereka kemudian mengangkat jenazah itu dari pinggir jalan, memasukkannya ke dalam mobil.
Di video lain, aksi "buang" jenazah itu tertangkap basah oleh Kepolisian setempat. Sejumlah orang batal meninggalkan jenazah di jalanan karena ketahuan polisi. Mereka kemudian membawa pulang jenazah yang diselimuti terpal hitam itu.
Jorge Wated, kepala Satgas Virus Corona di Ekuador, mengaku bahwa jumlah jenazah yang mereka angkut, baik dari jalanan maupun rumah, terus bertambah tiap harinya. Awalnya hanya sekitar 30 jenazah per hari. Beberapa hari terakhir, kata ia, bisa mencapai 150 jenazah per hari, terlepas apakah itu jenazah virus Corona atau bukan.
Mayor Guayaquil, Cynthia Viteri, berharap pemerintah pusat bisa membantunya. Ia berkata, tidak banyak yang bisa ia lakukan dengan minimnya tenaga medis yang ia punya. "Apa yang terjadi dengan sistem kesehatan publik kita? Mereka tidak bisa mengangkut jenazah di rumah, mereka membiarkannya membusuk di jalanan atau bahkan di depan rumah sakit. Tidak ada satupun yang mengakut jenazah itu," ujar Viteri
Hingga berita ini ditulis, belum ada solusi jangka panjang dari pemerintah Ekuador. Mereka akhirnya menyiapkan kontainer sebagai kuburan sementara. Sembari jenazah disimpan di sana, pemerintah mencoba mengalihfungsikan lahan kosong menjadi kuburan massal yang baru.
Sementara itu, jumlah kasus dan korban terus bertambah di Ekuador. Per hari Jumat, tercatat ada 3.368 kasus dan 145 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Angka itu belum sepenuhnya akurat karena tes belum dilakukan secara luas.
Catatan redaksi: Judul mengalami perbaikan karena adanya salah ejaan.
ISTMAN MP | CNN