TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat melansir korban meninggal akibat infeksi virus Corona atau COVID-19 mencapai angka terbanyak yaitu 1.169 orang pada Kamis, 2 April 2020.
Ini merupakan jumlah korban meninggal terbanyak dalam sehari di semua negara sejak wabah virus Corona ini merebak pada Desember 2019.
Angka ini dikumpulkan oleh kampus John Hopkins University pada periode Rabu malam pukul 8.30 hingga Kamis waktu yang sama.
“Rekor korban terbanyak harian sebelumnya dipegang Italia sebanyak 969 orang meninggal pada 27 Maret 2020,” begitu dilansir Channel News Asia pada Jumat, 3 April 2020.
Saat ini, jumlah total korban meninggal akibat terinfeksi virus Corona mencapai 5.926 orang.
Italia masih memegang catatan korban terbanyak yaitu 13.915 orang. Ini diikuti oleh Spanyol sebanyak 10.003 orang.
Jumlah korban terinfeksi virus Corona di AS juga mencapai rekor yaitu sekitar 30 ribu orang pada rentang waktu yang sama. Ini membuat jumlah korban terinfeksi virus Corona di AS menjadi yang terbanyak di seluruh dunia yaitu 243 ribu orang. Ini setara sekitar 25 persen dari jumlah total kasus infeksi virus Corona, yang telah melewati angka satu juta orang di sekitar 200 negara.
Kota New York City masih menjadi pusat wabah virus Corona di AS. Jumlah korban tewas di kota ini mencapai total 1.500 orang denga korban infeksi sebanyak sekitar 50 ribu orang per Kamis waktu setempat.
Wakil Presiden Mike Pence mengatakan otoritas medis telah menggelar pengetesan COVID – 19 terhadap sekitar 1.3 juta orang saat menggelar jumpa pers di Gedung Putih.
“Saat ini kami melakukan sekitar seratus ribu tes infeksi virus Corona per hari,” kata Donald Trump, Presiden AS, dalam jumpa pers yang sama. “Jumlah ini melampaui negara lain dalam jumlah angka dan perbandingan perkapita.”
Sebelum ini, Gedung Putih mengatakan virus Corona ini bisa menelan korban jiwa hingga 100 – 240 ribu orang jika penanganannya tidak dilakukan dengan ketat.
Virus Corona ini menyebar di Kota Wuhan, Cina bagian tengah, sejak Desember 2019. Virus ini diduga menyebar lewat pasar hewan di kota itu, yang menjual berbagai hewan liar seperti kelelawar dan trenggiling seperti dilansir Reuters. Cina sempat menutup kota Wuhan dan Provinsi Hubei untuk memutus rangkaian penyebaran virus ini.