TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia meminta maaf setelah Kementerian Pemberdayaan Perempuan menerbitkan serangkaian tips seksis selama lockdown virus Corona berlangsung.
Salah satu tips seksis yang diberikan pemerintah termasuk menasihati para perempuan untuk terus memakai makeup dan tidak mengomel.
Poster tips pemerintah itu disambut dengan serangan balasan daring, dan unggahan tersebut telah dihapus dari akun media sosial kementerian, menurut CNN, 3 April 2020.
Dalam serangkaian poster online dengan tagar #WomenPreventCOVID19, kementerian urusan perempuan Malaysia mengeluarkan saran tentang cara menghindari konflik domestik selama lockdown sebagian, yang dimulai pada 18 Maret.
Dikutip dari The Star, salah satu poster kampanye menggambarkan seorang pria duduk di sofa, dan meminta perempuan untuk tidak mengomel atau menyindir jika mereka membutuhkan bantuan dengan pekerjaan rumah tangga.
Hindari mengomel suami Anda, kata poster lain, mencoba menyuntikkan humor dengan menggunakan suara yang mirip dengan karakter anime Doraemon.
Kementerian juga mendesak para perempuan untuk berdandan dan memakai makeup saat bekerja dari rumah.
Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin memberlakukan lockdown bulan lalu untuk membendung infeksi COVID-19, termasuk kontrol ketat semua perjalanan di dalam atau ke luar negeri.
While dressing up to work is one way of maintaining discipline and a routine while working from home, the focus on LOOKS, DRESS, and MAKEUP is absolutely unnecessary.
IklanScroll Untuk MelanjutkanStop this sexist messaging @KPWKM and focus on #domesticviolence survivors who are at higher risk now! https://t.co/mU7nBqbkgk
— All Women’s Action Society (@AWAMMalaysia) March 31, 2020
Malaysian All Women's Action Society meminta Kementerian Pemberdayaan Perempuan untuk menghentikan pesan seksisnya dan untuk fokus membantu para korban kekerasan dalam rumah tangga.
Direktur Jenderal Kementerian Pemberdayaan Perempuan Akhma Hassan mengatakan tujuan tips tersebut adalah untuk mengirimkan pesan positif, menurut kantor berita pemerintah Bernama.
"Pendekatan yang digunakan adalah berbagi metode dan praktik untuk mempertahankan hubungan positif dalam keluarga dan selama fase bekerja dari rumah," katanya.
"Kami telah mencatat banyak komentar tentang beberapa tips untuk perempuan yang dipromosikan melalui poster melalui akun media sosial kami."
Pemerintah Malaysia telah lama dikritik karena seksisme dan kebencian terhadap perempuan dalam beberapa kesempatan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam sebuah debat tentang amandemen undang-undang kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2017, seorang anggota parlemen Malaysia mengatakan para suami "dilecehkan" ketika para istri menghina, menolak seks, dan menolak memberi izin bagi pria Muslim untuk berpoligami.