TEMPO Interaktif, Londong: Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband mengatakan Barat tidak menginginkan perang total dengan Rusia, namun krisis Georgia telah mengakhiri periode pasca Perang Dingin yang tenang di Eropa.
Sehari setelah memperingatkan Moskow yang telah mencetuskan Perang Dingin baru, dia mengulangi dukungan terhadap keanggotaan Ukraina dan Georgia di NATO, yang telah disetujui pada pertemuan aliansi itu sebelumnya di Bucharest.
Namun, saat ditanya apakah hal itu berarti NATO bermaksud terlibat konflik bersenjata dengan Rusia untuk mendukung salah satu anggotanya, Miliband mengatakan, "Tidak ada pertanyaan tentang peluncuran perang total melawan Rusia. Kami tidak ingin perang total dengan Rusia," ujarnya hari ini.
"Adalah benar untuk membicarakan krisis internasional," kata Miliband kepada radio BBC, seraya menambahkan, "Kita berada dalam situasi yang menandai berakhirnya masa yang relatif tenang di Eropa sejak jatuhnya Uni Soviet."
Pernyataannya muncul setelah Kelompok Tujuh mengecam Moskow atas keputusannya mengakui kemerdekaan wilayah pecahan Georgia, Ossetia Selatan dan Abkhazia.
Krisis yang terus berkembang telah menimbulkan kekhawatiran akan Perang Dingin baru antara Barat dan Moskow, yang semakin marah atas ekspansi Barat ke negara-negara bekas Soviet, yang telah bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.
Miliband menegaskan bahwa negara-negara bekas Soviet seperti Ukraina tidak boleh diipaksa memilih antara Rusia dan Barat.
"Kami tidak terima bahwa.. pilihan bagi Ukraina adalah apakah anda musuh Rusia atau pengikut Rusia. Anda dapat menjadi partner Barat , anda dapat menjadi partner Rusia."
"Warga Ukraina..nyatanya tidak ingin memilih satu atas yang lain. Mereka mengakui mereka akan selalu menjadi tetangga Rusia begitu juga sebagai negara Eropa."
AFP/Erwin Z