TEMPO.CO, Jakarta - Singapura pada Rabu, 1 April 2020, melaporkan ada 74 kasus baru virus corona atau COVID-19 di negara itu. Jumlah tersebut kenaikan terbanyak bagi Singapura sehingga total kasus pasien yang terjangkit virus corona sebanyak seribu kasus.
Kementerian Kesehatan Singapura dalam pernyataan menjelaskan dari total 74 kasus baru itu, sebanyak 20 kasus dialami oleh pasien yang terinfeksi setelah pulang dari luar negeri. Sedangkan 54 kasus baru lainnya, ditularkan antar masyarakat Singapura, dimana 10 kasus itu terkait dengan satu kasus sebelumnya yang terjadi di sebuah rumah jompo.
Dikutip dari reuters.com, pada Rabu, 1 April 2020 ada lima pasien virus corona sembuh dan keluar dari rumah sakit. Dengan begitu, total ada 245 pasien yang berhasil sembuh dari COVID-19 yang mematikan tersebut.
Petugas memeriksa para penumpang di Bandara Changi, untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang. Foto: Roslan Rahman/AFP via Getty Images
Lawrence Wong, Menteri Pengembangan Nasional Singapura yang merangkap jabatan sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Virus Corona di Singapura, menekankan sekarang ini keputusan-keputusan tegas harus diambil dan pengambilan keputusan diambil dalam tempo yang secepat-capatnya. Namun segala hal diputuskan atas dasar mengutamakan kesehatan dan keamanan masyarakat Singapura.
“Dasar pengambilan keputusan kami harus mengutamakan sudut pandang kesehatan masyarakat, lakukan dengan benar dan penting. Buat saya, itu prioritas,” kata Wong, seperti dikutip dari straitstimes.com.
Menurut Wong, dari setiap keputusan terkait kesehatan masyarakat yang diambil, pihaknya menyadari ada konsekuensi ekonomi. Akan tetapi, dia meyakinkan yang diperlukan hanyalah mengolah semua itu.
Singapura ditekankan Wong sudah mengambi langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona dari tingkat moderat sampai tingkat tinggi. Diantara langkah yang diambil adalah memperketat kontrol di wilayah perbatasan, inisiatif jaga jarak dan mengurangi kegiatan bepergian.