TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah dokter di Italia dan Spanyol menggunakan masker selam scuba untuk merawat pasien virus Corona dan sebagai masker medis karena kekurangan alat perlindungan diri (APD).
Dengan ventilator yang menipis, sebuah rumah sakit yang putus asa di bagian utara Italia itu sedang mencoba sesuatu yang baru, yakni masker scuba yang dimodifikasi. Sementara dokter di Spanyol menggunakan masker selam scuba sebagai masker medis.
Dokter di Rumah Sakit Maggiore di Parma, Italia, menggunakan printer 3D untuk memodifikasi masker sehingga mereka terhubung ke oksigen. Ini adalah pengaturan cepat yang dimodifikasi oleh Dr. Franceso Minardi mirip dengan masa perang.
"Anda bisa mengubah masker selam menjadi ventilator?" tanya reporter CBS News, 29 Maret 2020.
"Ya," kata Minardi. "Kami mulai kemarin."
Salah satu inovator modifikasi masker selam scuba ini adalah seorang insinyur. Federico Acosta adalah seorang insinyur, dan pendiri Custom Surgical, sebuah perusahaan Jerman yang berspesialisasi dalam memproduksi peralatan medis. Kurang dari seminggu yang lalu, Dr David Kohn, seorang dokter di Cile, menghubungi Acosta dengan sebuah ide, yakni untuk membuat lampiran cetak 3D yang dapat menghubungkan respirator antivirus ke masker selam scuba yang dapat menawarkan solusi di tengah berkurangnya persediaan respirator dan medis. topeng.
"Kami menghentikan semua proyek yang sedang kami kerjakan di perusahaan dan mulai mengerjakan ini," kata Acosta mengatakan kepada Euronews. "Tim enam orang telah bekerja tanpa henti selama beberapa hari terakhir tetapi penerimaan gagasan itu luar biasa."
Masker selam scuba dan kacamata snorkeling tersedia di Amazon dan diproduksi oleh perusahaan seperti raksasa olahraga Decathlon, sementara tim Acosta telah membuat desain mereka tersedia secara bebas, dan mendorong mereka yang memiliki printer 3D untuk membuat lampiran dan memberikannya ke rumah sakit yang kekurangan peralatan pelindung.
"Masker selam scuba adalah sesuatu yang dapat dimodifikasi oleh siapa saja, dan itulah alasan mengapa kami menerapkannya dengan perangkat jenis ini," katanya. "Ketika pasien menghembuskan napas, udara melewati filter ini untuk melindungi orang lain agar tidak terinfeksi."
Namun, masker ini belum diuji kualitasnya di laboratorium.
"Kami tidak dapat menjamin bahwa masker scuba tidak dapat ditembus," tegasnya. "Tentu saja, kami tidak dapat pergi ke lab sekarang dan menjamin bahwa virus akan menembus atau tidak, tetapi kami benar-benar percaya bahwa itu lebih baik daripada menggunakan masker biasa."
Sejumlah pihak di negara-negara seperti Kolombia, Cile, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jerman, Kanada, tertarik dengan proyek masker scuba untuk perawatan virus Corona, yang menurut Acosta mampu membantu memecahkan masalah logistik APD.