TEMPO.CO, Jakarta - Negara bagian Uttar Pradesh, salah satu zona merah virus Corona di India, menjadi sorotan. Pemerintah setempat menyemprotkan cairan pembersih bus kepada 5000 pekerja migran yang baru aja kembali dari luar negeri. Klaim mereka, hal itu merupakan bagian dari pencegahan penyebaran virus Corona (COVID-19).
"Kami menyemprot mereka karena kami tidak ingin mereka menjadi pembawa virus. Virus bisa berada di pakaian mereka. Karena sekarang perbatasan sudah ditutup, saya bisa pastikan tidak akan ada penyemprotan lagi," ujar salah satu penanggung jawab operasi virus Corona di Uttar Pradesh, Ashok Gautam, sebagaimana dikutip dari CNN, Selasa, 31 Maret 2020.
Gautam mengklaim bahwa timnya tidak sembarangan dalam menyemprot cairan pembersih ke pekerja migran. Ia berkata, cairan yang dipakai sudah terbukti aman untuk tubuh manusia. Adapun komponennya berasal dari bubuk pemutih.
Kementerian Kesehatan India membantah terlibat dalam operasi penyemprotan pekerja migran tersebut. Menurut salah satu pejabat senior di Kementerian Kesehatan, Lav Agarwal, tidak pernah ada perintah penyemprotan terkait virus Corona. Ia menduga penyemprotan yang terjadi adalah wujud ketakutan yang berlebihan dari petugas lapangan.
"Mereka yang terlibat sudah ditegur. Itu aksi yang terlalu berlebihan dari mereka, entah karena ketakutan atau karena sikap tidak mau tahu," ujar Agarwal.
Hal senada disampaikan oleh Nitish Kumar, pejabat distrik Bareilly, tempat di mana penyemprotan 5000 pekerja migran terjadi. Ia berkata, perintah yang datang dari pemerintah daerah adalah menyemprot bus, bukan menyemprot manusia.
Kumar memastikan mereka yang melakukan penyemprotan akan dimintai penjelasan dan pertanggungjawaban. Selain itu, untuk 5000 pekerja migran yang sudah terlanjur disemprot, akan menjalani pemeriksaan kesehatan. "Perintah untuk melakukan penyelidikan atas kasus ini sudah diberikan," ujar Kumar.
Sebagaimana diketahui, saat ini, India dalam kondisi kacau karena lockdown yang merek terapkan. Kerushan terjadi karena warga takut tidak bisa makan akibat karantina yang dilakukan. Perdana Menteri India, Narendra Modi, sendiri sudah minta maaf atas segala insiden yang terjadi. Walau begitu, karantina tetap berjalan.
Selain melakukan karantina, pemerintah India melakukan pencarian terhadap jutaan pekerja migran yang sudah kembali. Banyak di antaranya belum menjalani masa karantina. Padahal, hal itu penting untuk mencegah pandemi. Per berita ini ditulis, ada 1.117 kasus dan 32 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19) di India.
ISTMAN MP | CNN