TEMPO.CO, Louisiana – Gubernur negara bagian Louisiana, John Bel Edwards, mengatakan rumah sakit di wilayahnya membutuhkan 13 ribu alat bantu pernapasan atau ventilator untuk menangani infeksi virus Corona.
Namun, pasokan yang ada hanya bisa menyuplai sebagian kecil dari kebutuhan itu.
Edwards merasa khawatir Louisiana bakal menjadi menjadi Italia berikutnya dengan jumlah korban terinfeksi dan meninggal yang besar. Italia mengalami korban jiwa cukup besar yaitu lebih dari 10 ribu orang meninggal akibat virus Corona.
“Ini karena rumah sakit terpaksa menolak pasien karena kekurangan fasilitas,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 30 Maret 2020.
Saat ini, Louisiana memiliki 3.540 kasus infeksi virus Corona sejak 9 Maret 2020. Ini merupakan pertambahan kasus yang tinggi secara global.
Baca Juga:
Sebanyak 151 orang meninggal dunia hingga Ahad kemarin.
Menurut Edwards, dia membutuhkan persetujuan pemerintah federal untuk bisa menggunakan alat ventilator milik pemerintah federal.
Sedangkan negara bagian New Orleans mulai membangun rumah sakit lapangan untuk bis menampung banjir pasien di area Ernest N. Morial Convention Center.
Ini merupakan lokasi sama untuk penampungan pengungsi Badai Katrina pada 2005.
Para dokter di New Orleans berkoordinasi dengan dokter di New York dan Seattle untuk berbagai intelijen mengenai virus Corona, yang menyebabkan radang paru-paru.
Mereka juga berbagi informasi cara memasang alat ventilator untuk dua pasien sekaligus.
Sebagian pekerja medis menyewa apartemen untuk mengkarantina diri mereka sendiri agar jauh dari keluarga selama bertugas menangani pasien virus Corona.
“Mereka menempuh berbagai cara untuk melindungi diri mereka,” kata Joseph Kanter, yang merupakan dokter unit gawat darurat di New Orleans. Dia menyesalkan AS tidak siap menghadapi pandemi ini.
Saat ini, ada 141 ribu orang AS terinfeksi dan lebih dari 2.500 orang meninggal akibat virus Corona.
Hingga Ahad pekan lalu, seperti dilansir CNBC, sebanyak 670 ribu orang terinfeksi virus Corona di sekitar 200 negara. Sebanyak 31 ribu orang meninggal dunia. AS menempati urutan pertama dengan jumlah korban infeksi sebanyak 125 ribu orang, Italia 92 ribu, Cina 82 ribu, Spanyol 73 ribu dan Jerman 58 ribu.