TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan fesyen menjawab permintaan pemerintah New York untuk membuat masker wajah demi mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19.
Baru-baru ini, Gubernur New York, Andrew Cuomo, meminta bantuan lewat Twitter kepada siapapun yang bisa membantu pengadaan masker wajah.
“Kami butuh perusahaan yang kreatif untuk menyuplai peralatan kesehatan yang dibutuhkan para pekerja medis,” kata Cuomo seperti dilansir CNN pada 25 Maret 2020.
Salah satu tokoh fesyen yang menjawab seruan ini adalah alumnus acara fesyen Project Runway, Christian Siriano.
“Jika Gubernur NY butuh masker wajah, tim saya akan membuatnya,” kata Siriano. “Saya punya tim jahit penuh, yang bekerja dari rumah dan bisa membantu pekerjaan ini.”
Baca Juga:
Desainer pakaian kelahiran Nepal – Amerika, Prabal Gurung, juga turun tangan membantu New York, yang merupakan episentrum wabah virus Corona di AS.
“Kami akan memobilisasi mitra domestik kami dan merevitalisasi produsen AS dan para pemasok,” kata dia.
Sedangkan desainer Brandon Maxwell, yang memiliki klien terkenal seperti Lady Gaga, dan Michelle Obama, mengumumkan akan memproduksi masker sebanyak mungkin untuk kebutuhan para pekerja medis.
Merek terkenal setempat seperti Karla Colletto, yang memiliki pabrik pakaian di Virginia, dan merek Los Angeles Apparel, juga menyambut ajakan ini. Sekitar 450 pekerja dikerahkan untuk membuat masker wajah.
Perusahaan pakaian memasak dan apron, Hedley & Bennett, juga ikut serta memproduksi masker dengan biaya dari para donatur.
Di Eropa, merek fesyen raksasa seperti H&M, Zara dan Inditex juga mulai memproduksi masker wajah.
Konglomerasi fesyen seperti Balenciaga dan Yves Saint Laurent ikut mengalihkan sebagian kegiatannya untuk memproduksi masker wajah ini. Sedangkan pengelola merek Gucci mendonasikan 1.1 juta masker serta 55 ribu pakaian medis untuk Italia.
Hingga Ahad pekan lalu, seperti dilansir CNBC, sebanyak 670 ribu orang terinfeksi virus Corona di sekitar 200 negara. Sebanyak 31 ribu orang meninggal dunia. AS menempati urutan pertama dengan jumlah korban infeksi sebanyak 125 ribu orang, Italia 92 ribu, Cina 82 ribu, Spanyol 73 ribu dan Jerman 58 ribu.