TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Insitut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci memperingatkan warga Amerika untuk bersiap akan kemungkinan terburuk. Menurut estimasinya, pandemi virus Corona di Amerika bisa semakin parah dengan jumlah korban mencapai 200 ribu orang.
"Coba lihat apa yang terjadi sekarang (di Amerika). Menurutku (jumlah korban) bisa mencapai antara 100 ribu - 200 ribu," ujarnya sebagaimana dikutip dari CNN, Senin, 30 Maret 2020.
Sebagaimana diketahui, Amerika telah menggantikan Cina, menjadi episentrum virus dengan nama resmi COVID-19 tersebut. Jumlah kasus bertambah dengan cepat di sana. Per hari ini, menurut data dari South China Morning Post, ada 136.880 kasus dan 2.409 korban meninggal di Amerika.
Angka tersebut tidak berlebihan. Sebagai pembanding, virus flu, yang memiliki karakteristik sama dengan virus Corona, membunuh 12-61 ribu warga Amerika per tahunnya menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika, CDC. Selain itu, di tahun 1918-1919, pandemi flu membunuh 675 ribu orang di Amerika.
Dari sekian banyak negara bagian di Amerika, New York menjadi yang paling terdampak. Menurut Fauci, prosentase kasus virus Corona di New York nyaris 50 persen dari total kasus di Amerika, sekitar 59.550 kasus.
Meski jumlah kasus virus Corona baru bertambah dengan cepat, dengan kemungkinan angka kematian yang tinggi, Fauci menegaskan bahwa karantina atau lockdown terhadap negara-negara bagian tidak akan dilakukan. Keputusan itu, kata Fauci, sudah diambil oleh Trump setelah menimbang segala resikonya.
"Saya baru saja berdiskusi intensif dengan Presiden Trump di Gedung Putih. Awalnya, kami benar-benar mempertimbangkan untuk menerapkan karantina ketat. Namun, setelah berdiskusi lebih lanjut, kemi memutuskan untuk memberikan imbauan keras pada publik," ujar Fauci.
Fauci menjelaskan, dibandingkan lockdown atau karantina, imbauan dirasa lebih pas. Penerapan lockdown dikhawatirkan bisa menimbulkan kecemasan, ketakutan, dan kepanikan yang tidak perlu. Jadi, yang akan dilakukan adalah mengimbau warga Amerika untuk tidak melakukan perjalanan dari satu negara bagian ke negara bagian yang lain agar virus Corona tidak menyebar.
"Apabila tidak ada kepentingan yang darurat, hindari melakukan perjalanan. Kamu tentu tidak ingin, tanpa sengaja, menulari orang di tempat lain, ujar Fauci. Sebelumnya, Gubernur New York, Andrew Cuomo, sudah menegaskan bahwa lockdown ketat, di mana mengasingkan New York dari negara bagian lainnya, malah akan menimbilkan kekacauan di kemudian hari.
Menurut Warga Amerika, estimasi angka korban virus Corona yang dibuat Fauci terdengar mengerikan. Di sisi lain, mereka juga bisa memahami jika hal itu terjadi.
"Menurut saya, apa yang terjadi terus tumbuh, tumbuh, dan tumbuh. Tidak ada vaksin juga. Saya rasa masih ada orang-orang yang tidak memandang pandemi ini dengan serius sehingga sangat mungkin apa yang terjadi sekarang bisa bertambah drastis," ujar Jason Brown, salah seorang warga lokal, sebagaimana dikutip dari Reuters.
"Saya tidak kaget dengan estimasi (virus Corona) yang dibuat. Malah, itu lebih sedikit dari yang saya kira. Saya khawatir dengan keselamatan saya, ibu, dan orang-orang yang saya sayangi," ujar Erika Andrande, guru dan warga Amerika yang tinggal di Connecticut, yang juga dikutip dari Reuters.
ISTMAN MP | CNN | SOUTH CHINA MORNING POST | REUTERS