TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Brasil Jair Bolsonaro meragukan data kematian akibat infeksi virus Corona di Kota Sao Paulo dan menuduh angka tersebut dirilis untuk tujuan politis.
Bolsonaro menuding gubernur Sao Paulo memanipulasi data untuk tujuan politik, namun Bolsonaro tidak menyampaikan bukti atas tuduhan yang dilontarkannya.
Bolsonaro telah mengutamakan perlindungan pertumbuhan ekonomi dibandingkan penerapan social distancing untuk menghambat penyebaran virus Corona.
Sikap Bolsonaro ini bertentangan dengan para gubernur Brasil. 26 gubernur di Brasil mengikuti nasihat ahli kesehatan untuk melarang kegiatan bisnis non-esensial serta layanan publik untuk mencegah penyebaran virus Corona.
"Saya berdukacita, sejumlah orang akan meninggal, mereka akan meninggal. Tapi itulah kehidupan," kata Bolsonaro dalam wawancara televisi pada Jumat malam, dikutip dari Reuters, 29 Maret 2020.
"Anda tidak bisa menghentikan kegiatan pabrik mobil karena adanya kematian akibat kecelakaan lalu lintas," katanya.
Suasana proyek pengerjaan rumah sakit darurat untuk menangani pasien virus Corona, di Stadion Pacaembu, Sao Paulo, Brasil, Senin, 23 Maret 2020. REUTERS
Dalam wawancara tersebut Bolsonaro mempertanyakan angka kematian di negara bagian Sao Paulo, yang menjadi salah satu motor ekonomi Brasil. Menurut dia, angka kematian di sana terlalu besar.
"Ada 68 orang meninggal dan 1.223 orang terinfeksi virus Corona di Sao Paulo," katanya. "Kita haru melihat apa yang terjadi di sana. Ini tidak boleh menjadi permainan angka untuk kepentingan politik tertentu."
Sebelumnya Gubernur Sao Paulo, Joao Doria, yang pernah menjadi sekutu Bolsonaro, menuding Bolsonaro menyebarkan disinformasi soal isolasi dan social distancing.
Awalnya, Doria merupakan sekutu dekat Bolsonaro. Dia diprediksi bakal maju menantang Bolsonaro untuk pilpres 2022.
Menteri Kehakiman Brasil telah melarang semua orang asing yang bukan penduduk tetap Brasil untuk memasuki negara ini lewat bandara.
Larangan perjalanan ke Brasil ini berlaku sejak Senin pekan ini dan mengikuti langkah serupa yang diberlakukan sejumlah negara di Amerika Selatan untuk membendung penyebaran virus Corona.