TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 70 kabar di sebuah hotel di wilayah timur Turki dialokasikan untuk para tenaga medis yang berada di garda depan mengobati para virus corona dan upaya memerangi virus mematikan itu. Inisiatif kamar hotel khusus para tenaga medis ini digagas oleh Gubernur Provinsi Tunceli, Tuncay Sonel.
“Kita tak cukup hanya berterima kasih kepada para tenaga professional atas kerja keras mereka yang penuh pengabdian melawan penyebaran virus corona,” kata Sonel, seperti dikutip dari aa.com.tr.
Seorang pegawai pemkot yang mengenakan pakaian pelindung mendisinfeksi sebuah kedai kopi di distrik Karaagac untuk penyakit virus Corona (COVID-19) di dekat perbatasan Pazarkule Turki yang berbatasan dengan Kastani Yunani, di Edirne, Turki, 10 Maret 2020. [REUTERS / Murad Sezer]
Sonel pun berterima kasih kepada pemilik hotel yang mau menjadikan hotelnya tempat rehat sementara bagi para tenaga medis secara cuma-cuma sampai 1 Juni 2020. Hotel gratis untuk istirahat para tenaga medis itu berlokasi di dekat sungai Munzur.
“Para tenaga medis kami bisa tinggal semengara dan istirahat di hotel itu selepas jam kerja,” kata Sonel.
Sonel juga menyerukan kepada masyarakat agar mengikuti anjuran memerangi COVID-19 dengan tetap berada di dalam rumah. Sedangkan Walikota Ankara, Mansur Yavas, mengumumkan pihaknya memulai pembangunan tiga kontainer komplek yang akan dijadikan tempat istirahat para tenaga medis yang memerangi virus corona.
Kawasan yang sedang dibangun Yavas itu nantinya berupa 60 kamar tidur. Dia juga menyebut pemerintah daerah menyewakan sebuah asrama mahasiswa yang terdiri dari 100 kamar tidur dan mengalokasikannya untuk para tenaga medis profesional.
“Kita akan mengatasi masa-masa sulit ini dengan solidaritas,” kata Yavas.
Di Turki, sudah ada 92 orang meninggal karena virus corona atau yang disebut juga COVID-19. Per Jumat, 27 Maret 2020, ada 5.698 kasus virus corona tercatat di negara itu.
Data dari Universtias Johns Hopkins menyebut virus corona sudah menyebar di 176 negara dan teritorial. Jumlah korban meninggal akibat virus ini diseluruh dunia lebih dari 26.400 orang.