Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konflik Amerika dan Cina Ancam Kesamaan Sikap Soal Corona di G20

image-gnews
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Arab Saudi, Raja Salman, memastikan bahwa KTT G20 pada hari ini akan fokus menyamakan sikap anggota terkait penanganan pandemi virus Corona. Hal ini menyusul terus meningkatnya jumlah kasus dan korban virus Corona di berbagai belahan dunia.

"KTT G20 kita selenggarakan untuk menyatukan upaya-upaya yang ada demi mewujudkan sebuah respon global," ujar Raja Salman sebagaimana dikutip dari Arab News, Kamis, 26 Maret 2020.

Biasanya, KTT G20 diselenggarakan menjelang akhir tahun. Namun, karena situasi pandemi virus Corona tidak bisa didiamkan, negara-negara anggota G20 memutuskan untuk menyelenggarakan KTT G20 lebih awal atau dua kali jika pertemuan di bulan November nanti masih diperlukan.

Dua kali KTT G20 dalam setahun sendiri bukan hal baru. Dalam sejarahnya, dua kali KTT G20 diselenggarakan lebih dari sekali dalam setahun. Pada tahun 2009 dan 2010, KTT G20 diselenggarakan dua kali dalam setahun karena krisis ekonomi global. Pandemi virus Corona dianggap sama pentingnya atau bahkan lebih dibandingkan krisis ekonomi saat itu.

Adapun KTT G20 pada hari ini tidak hanya akan membahas penanganan virus Corona secara medis. Penanganan dari sisi finansial global juga akan menjadi salah satu fokus KTT G20. Hal ini mengingat perekonomian dunia terpukul akibat pandemi tersebut. Pemerintahan di berbagai negara, sejauh ini, sudah menyiapkan kurang lebih 4,5 triliun dollar untuk meringankan dampak dari pandemi virus Corona.

Hal yang berpotensi mengancam kesamaan sikap di KTT G20 nanti adalah konflik Amerika dan Cina. Beberapa pekan terakhir, keduanya saling serang perihal siapa yang patut bertanggung jawab atas pandemi virus Corona.

Amerika, misalnya, berupaya membentuk narasi bahwa virus Corona adalah tanggung jawab Cina. Selain itu, mereka juga mencoba menunjukkan bahwa Cina masih menutup-nutupi kebenaran terkait virus Corona. Hal itu konsisten mereka lakukan bahkan hingga pertemuan G7 kemarin yang menimbulkan konflik dengan anggota-anggotanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami melakukan banyak pembahasan dengan anggota G7 perihal kampanye disinformasi yang dilakukan Cina (perihal virus Corona)," klaim Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, perihal hasil rapat G7, sebagaimana dikutip dari CNN.

Sementara itu, Cina terus berusaha menunjukkan bahwa mereka telah berupaya keras meredam penyebaran virus Corona. Hal itu ditunjukkan mereka dengan secara aktif mengirim APD (Alat Pelindung Diri) dan tenaga ahli ke negara-negara terdampak virus Corona, baik di Eropa maupun Asia.

"Matahari selalu muncul setelah hujan deras turun," ujar Presiden Cina, Xi Jinping, perihal bagaimana penanganan terhadap virus Corona akan membawa berkah manis pada ujungnya.

Hingga berita ini ditulis, total kasus virus Corona di dunia sudah mencapai 471.518, diikuti dengan jumlah korban meninggal sebanyak 21.291. Negara terdampak dengan jumlah korban meninggal terbanyak adalah Italia, 7.502 korban jiwa.

ISTMAN MP | ARAB NEWS | CNN | THE GUARDIAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

15 jam lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

16 jam lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

1 hari lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

Jokowi menyoroti bidang perdagangan Indonesia-Cina terus meningkat sebesar 127 miliar USD.


Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Kepresidenan Jakarta.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

2 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.


Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

3 hari lalu

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan saat menuju pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Kemacetan tersebut terjadi akibat penutupan ruas jalan tol fungsional Brebes-Batang pada malam hari dan seluruh kendaraan diarahkan ke Brexit. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.