TEMPO.CO, Jakarta - Bersikerasnya Amerika untuk membentuk narasi Cina yang bertanggung jawab atas pandemi virus Corona (COVID-19) menimbulkan konflik di G7. Tidak ada yang setuju dengan cara Amerika. Walhasil, G7 pun gagal mengeluarkan pernyataan yang satu suara terkait pandemi virus Corona.
"Apa yang ditawarkan oleh Amerika adalah hal yang tidak bisa diterima. Kami tidak bisa setuju dengan pelabelan ataupun komunikasi seperti itu," ujar salah seorang diplomat Eropa, yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana dikutip dari CNN, Kamis, 26 Maret 2020.
Sebagaimana diketahui, beberapa pekan terakhir, Amerika konsisten menyerang Cina perihal pandemi virus Corona. Dalam berbagai kesempatan, mereka berkali-kali menyebut Cina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas virus tersebut.
Dalam rapat G7, sikap itu diteruskan oleh Amerika. Dalam penyusunan naskah pernyataan bersama, Amerika ogah menyebut virus Corona sebagai COVID-19. Menurut Amerika, selaku ketua G7, lebih tepat menyebut virus Corona sebagai "virus Wuhan".
Seperti yang telah dikatakan di awal, tidak ada anggota G7 yang sepakat dengan hal itu. Dibanding menyetujui naskah buatan Amerika, mereka lebih memilih membuat pernyataan sendiri-sendiri.
Baca Juga:
Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, tidak membantah soal perbedaan pandangan di G7 tersebut. Ia juga tidak mempermasalahkan pernyataan-pernyataan terpisah yang dibuat oleh anggota G7. Menurutnya, pesan yang hendak disampaikan tetap sama walaupun masing-masing negara memilih untuk membuat pernyataan versi mereka.
"Dengan segala hormat terhadap pernyataan-pernyataan yang telah mereka buat, saya selalu memandang pertemuan G7 sebagai tempat untuk memastikan kami semua menyampaikan pesan yang sama," ujar Pompeo. Pompeo menambahkan bahwa dalam pertemuan G7, dia dan anggota lainnya juga membahas soal disinformasi virus Corona yang disebar oleh Cina.
Hingga berita ini ditulis, pandemi virus Corona di Cina sudah mulai mereda. Pusat penyebaran awal virus Corona, Wuhan, bahkan akan mengakhiri status lockdownnya dalam waktu dekat.
Sementara itu, di Amerika, situasi mulai memanas. Jumlah kasus dan korban meninggal konsisten bertambah tiap harinya. Bahkan, WHO menyebut Amerika potensial menjadi episentrum virus Corona yang baru, menggantikan Cina. Per hari ini, tercatat ada 54.381 kasus dan 734 korban meninggal akibat virus Corona di negeri Paman Sam tersebut.
ISTMAN MP | CNN