TEMPO.CO, Jakarta - Kasus virus corona di Italia yang berakhir fatal dalam 24 jam terakhir mengalami kenaikan. Data itu diungkap oleh Badan Perlindungan Sipil Italia pada Selasa, 24 Maret 2020, yang sekaligus menghapus harapan pandemik virus corona atau COVID-19 di Italia akan turun.
Dikutip dari reuters.com, kematian akibat virus corona di Italia pada Selasa kemarin naik sebanyak 743 orang. Angka itu terbesar kedua sejak wabah virus corona menyebar di Italia pada 21 Februari 2020. Sebelumnya pada Senin, 22 Maret 2020, angka kematian karena COVID-19 pada hari itu sebesar 602 orang. Total hampir dalam sebulan ada 6.820 orang di Italia meninggal akibat virus mematikan itu.
Sejumlah truk militer mengangkut jasad pasien yang meninggal akibat virus Corona di Italia, 24 Maret 2020. Berdasarkan data terkini (24 Maret 2020), jumlah kasus Covid-19 di Italia mencapai 69.176 kasus. Xinhua/Gianni Schicchi
Sampai Selasa, 24 Maret 2020, total kasus virus corona di Negeri Pizza itu sebanyak 69.176 kasus. Badan Perlindungan Sipil Italia mengatakan angka itu diperoleh karena Italia hanya melakukan tes virus corona pada orang-orang yang gejalanya sudah parah. Dengan begitu, lembaga itu memperkirakan kemungkinan angka orang yang terinfeksi virus corona di Italia bisa 10 kali lebih besar dari angka tersebut.
“Rasio 1 kasus yang terkonfirmasi dari 10, itu dapat dipercaya,” kata Angelo Borrelli, dimana dia sangat yakin sekitar 700 ribu orang mungkin bisa saja sudah terinfeksi.
Jumlah kasus virus corona yang masih naik di Italia sangat mengecewakan mengingat negara itu sudah menjalani lockdown selama dua pekan. Sekolah diliburkan, bar dan restoran ditutup. Masyarakat Italia pun dilarang keluar rumah untuk hal yang tidak mendesak.
Pada Senin, 23 Maret 2020, Pemerintah Italia menutup semua aktivitas bisnis, kecuali suplai sembako. Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, juga memperketat aturan denda bagi orang-orang yang keluar luar rumah untuk urusan tidak penting menjadi 3 ribu euro, yang sebelumnya 206 euro.