TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia akan memperpanjang pembatasan aktivitas publik selama dua pekan karena meningkatnya kasus infeksi virus Corona.
Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, mengatakan langkah ini diambil setelah ada laporan infeksi baru virus Corona sebanyak 172 kasus. Ini membuat jumlah kasus virus Corona di Malaysia mencapai 1.796 kasus atau tertinggi di Asia Tenggara.
“Saya tahu ini memberatkan masyarakat, tapi saya tidak punya pilihan lain,” kata Muhyiddin soal perpanjangan masa pembatasan gerakan hingga 14 April 2020 seperti dilansir Reuters pada Rabu, 25 Maret 2020.
Muhyiddin melanjutkan,”Saya harus memperpanjang perintah kontrol gerakan untuk keselamatan masyarakat.”
Sejumlah pelintas batas yang masuk dari Sarawak Malaysia mengisi kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Selasa, 17 Maret 2020. Pemerintah Malaysia memberlakukan lockdown untuk menghentikan laju infeksi virus Corona di negara tersebut. ANTARA/Agus Alfian
Sejak pekan lalu, Malaysia telah menutup perbatasan bagi para pelancong, membatasi gerakan domestik masyarakat, menutup sekolah, universitas dan kegiatan bisnis tidak esensial hingga 31 Maret 2020.
Pemerintah Malaysia juga bakal menggelontorkan paket stimulus ekonomi yang lebih lengkah langsung ke masyarakat pada Jumat pekan ini.
Paket ekonomi ini akan menambah paket ekonomi sebelumnya yang berjumlah US$4.56 miliar atau sekitar Rp74 triliun, yang diumumkan bulan lalu. Paket ekonomi ini untuk mengimbangi dampak pengurangan pendapatan masyarakat akibat pembatasan kegiatan selama masa isolasi.
“Apakah Anda seorang pengusaha taksi, petani, pemilik restoran, pemerintah akan memastikan Anda mendapatkan manfaat paket ekonomi,” kata
Muhyiddin sambil mengatakan suplai pangan mencukupi bagi masyarakat. Channel News Asia melansir wabah virus Corona ini menyebar sejak Desember 2019 di Kota Wuhan, Cina bagian tengah.
Meski jumlah infeksi baru virus Corona di Cina mereda, penyebaran infeksi baru justru terjadi di Eropa seperti Italia, Spanyol, Jerman dan Inggris. AS juga mengalami peningkatan jumlah infeksi virus Corona, yang membuat Presiden Donald Trump meminta bantuan alat kesehatan dari Korea Selatan.
Saat ini, jumlah kasus infeksi virus Corona naik menjadi 377 ribu orang di 194 negara dengan 16.500 orang meninggal dunia.