TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengajukan permintaan mendesak bantuan alat kesehatan kepada pemerintah Korea Selatan untuk mengatasi wabah virus Corona.
Ini membuat pemerintah Korea Selatan berjanji membantu mengirim alat kesehatan jika ada kelebihan pasokan. Berita ini juga membuat harga saham perusahaan manufaktur alat kesehatan di Korea Selatan naik.
“Kedua negara terlihat mengambil langkah berbeda sejak menemukan kasus infeksi virus Corona pada saat bersamaan,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 24 Maret 2020.
Lewat sambungan telepon selama 23 menit, Trump mengatakan kepada Presiden Moon Jae-in bahwa dia akan membantu produsen alat kesehatan di Korea Selatan mendapatkan persetujuan dari lembaga Food and Drug Administration.
“Moon memberi tahu Trump akan menyediakan sebanyak mungkin dukungan jika ada alat medis berlebih di negaranya,” begitu rilis yang dilansir Gedung Biru atau kantor kepresidenan Korea Selatan.
Seorang perempuan berjalan sambil mengenakan masker di sekitar Wall Street di New York, Amerika Serikat. Reuters
Pemerintah Korea Selatan segera melakukan pengetesan infeksi virus Corona secara besar-besaran dalam hitungan hari.
Pemerintah Korea Selatan juga menggelar program isolasi kota yang memiliki kasus infeksi virus Corona dan melacak orang-orang yang saling berinteraksi dengan pasien.
“Korea Selatan mendapat pujian karena berhasil memperlambat penyebaran penyakit ini dengan hanya sedikit gangguan dan 125 orang meninggal,” begitu dilansir Reuters.
Saat ini, angka infeksi baru virus Corona berada di bawah 100 oran per hari selama 13 hari berturut-turut. Sebaliknya, pemerintahan Trump terlihat bersikap lambat menanggapi penyebaran virus Corona ini.
AS hanya melakukan sedikit tes medis dan mengisolasi sebagian dari kota yang terinfeksi virus Corona. Ini membuat jumlah kasus infeksi baru virus Corona berkembang pesat dengan ribuan kasus per hari.
Channel News Asia melansir wabah virus Corona ini menyebar sejak Desember 2019 di Kota Wuhan, Cina bagian tengah. Wabah ini telah mengenai sekitar 335 ribu orang dengan sekitar 17 ribu orang meninggal dunia. AS mengalami peningkatan jumlah infeksi virus Corona.