TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah Walikota di Italia menggunakan media sosial untuk mengingatkan masyarakat agar tetap berada di rumah menyusul keputusan Pemerintah Italia yang memperketat lockdown di penjuru Negeri Pizza itu. Pengetatan aturan semata ditujukan untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Kementerian Dalam Negeri Italia menjelaskan sebagian besar masyarakat Italia saat ini patuh mengikuti aturan. Namun pada Senin, 23 Maret 2020, Kementerian Dalam Negeri Italia juga mengumumkan ada lebih dari 90 ribu orang yang dikenai tuntutan karena tuduhan melanggar aturan lockdown.
Mall Galleria Umberto yang kosong pada hari kelima lockdown setelah meluasnya wabah virus corona atau Covid-19 di Naples, Italia, 13 Maret 2020. REUTERS/Ciro de Luca
Dikutip dari english.alarabiya.net, jumlah kematian akibat virus corona di Italia pada Senin, 23 Maret 2020 tercatat 602 orang. Jumlah itu turun sedikit dibanding dua hari sebelumnya, dimana pada Sabtu ada 793 orang meninggal karena COVID-19 dan 651 orang pada hari Minggu.
Beberapa langkah diambil Pemerintah Italia untuk menegakkan aturan lockdown ini, diantaranya penggunaan drone atau pesawat tanpa awak. Drone-drone tersebut berpatroli ke setiap jalanan kota. Pemerintah Italia juga telah melarang adanya orang jalan-jalan di negara itu pada hari Minggu.
Akan tetapi, banyak Walikota di Italia yang mengambil satu langkah lebih maju. Salah satunya Walikota Sicilian yang melakukan pengecekan warga dengan mendatangi pelabuhan pada tengah malam untuk secara pribadi mencek orang-orang di sana, mobil-mobil yang keluar dari kapal ferry ke wilayah darat Italia.
Sedangkan beberapa Walikota menggunakan Facebook untuk mengunggah cerita pelanggaran yang dilakukan masyarakat yang membandel, seperti alasan orang yang melanggar aturan dengan mencari-cari pembenaran. Walikota Sicily mengeluhkan orang paling sering menggunakan jogging sebagai alasan untuk melanggar aturan.
“Kapan kamu pernah lari? Kapan terakhir kamu lari – waktu masih SD?,” kata Walikota Sicily, kesal.
Ada pula beberapa Walikota yang melakukan pendekatan positif. Sebagai contoh, mengajarkan masyarakat bagaimana menggunakan garam biskuit untuk mengalihkan godaan meninggalkan rumah agar terhindar dari infeksi virus corona.