TEMPO.CO, Jakarta - Agensi Perlindungan Publik Italia, CPA, tidak sepakat dengan data yang menunjukkan tren pertumbuhan kasus baru di Italia menurun. Sebaliknya, mereka malah beranggapan bahwa angka ril jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di Italia belum terungkap. Menurut estimasi yang mereka, angka ril kasus virus Corona di Italia 10 kali lebih besar.
"Rasio 1 kasus positif dari 10 dugaan adalah angka yang luar biasa," ujar kepala CPA, Angelo Borrelli, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 24 Maret 2020.
Diberitakan sebelumnya, tren pertumbuhan angka kasus dan korban meninggal virus Corona di Italia menunjukkan perkembangan positif. Beberapa hari terakhir, angkanya konsisten menurun usai mencapai puncaknya pada hari Sabtu. Sebagai contoh, angka jumlah korban meninggal harian menurun dari puncak, 793, di hari Sabtu menjadi 651 di hari Minggu dan 601 di hari Senin.
Sementara itu, untuk tren pertumbuhan kasus baru, dari 6.577 kasus yang tercatat pada hari Sabtu, Senin kemarin tercatat ada 4.789 kasus baru. Ditotal, maka jumlah kasus dan korban meninggal di Italia per hari ini adalah 63.927 dan 6.077.
Apabila kekhawatiran CPA terbukti, maka sesungguhnya ada ratusan ribu kasus di Italia. Angelo menjelaskan, diragukannya keakurasian data jumlah kasus di Italia karena tidak semua pasien sudah terdata. Pantauan ia, masih banyak cluster yang pendataan pasiennya belum usai.
"Tes terhadap mereka yang sakit baru terbatas pada mereka yang dirawat oleh petugas medis. Dengan kata lain, kami menyakini masih ada ribuan kasus yang belum terdeteksi," ujar Angelo.
Sikap skeptis serupa ditunjukkan oleh Kepala Institute Kesehatan Nasional Italia Silvio Brusaferro. Meski mengakui bahwa tren pertumbuhan kasus dan korban meninggal yang ada perlu ditanggapi positif, ia merasa terlalu cepat untuk menyatakan tren itu akan konsisten atau ril.
"Saya tidak punya keberanian untuk menyampaikan hal itu," ujarnya soal tren virus Corona (COVID-19) di Italia.
ISTMAN MP | REUTERS