TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Suriah melaporkan kasus pertama virus Corona yang ditemukan pada seorang wanita usia 20 tahun.
Menurut Menteri Kesehatan Suriah Nizar al-Yaziji kemarin, pasien terjangkit virus Corona telah dikarantina selama 14 hari dan mendapat perawatan medis.
Setelah kasus pertama terkonfirmasi, Damaskus, ibukota Suriah kemarin memutuskan untuk melarang transportasi publik beroperasi.
Dalam beberapa hari ini, Damaskus akan memberlakukan lockdown untuk mengendalikan penularan virus Corona, sebagaimana dilaporkan Middle East Eye, Senin, 23 Maret 2020.
Sekolah-sekolah diperintahkan untuk ditutup. Begitu juga taman, restoran, berbagai organisasi publik dan juga wajib militer ditangguhkan.
Toko-toko kue di seluruh Suriah tidak lagi melayani pembeli. Roti dikirim melalui distributor ke rumah-rumah untuk mencegah penularan akibat antrian konsumen yang panjang di depan toko.
Presiden Bashar al-Assad kemarin juga menerbitkan amnesti bagi tahanan. Hal ini sebagai manuver untuk mengurangi kapasitas penjara yang berisiko terhadap penularan virus Corona.
Paramedis mengatakan Suriah rentan karena ribuan milisi yang didukung Iran bertempur bersama pasukan Assad saat perang saudara, mempertahankan kehadirannya di kota-kota besar di Suriah, bahkan mendirikan markas mereka di Sayeda Zainab, kawasan pinggiran Damaskus.
Beberapa pejabat Badan Kesehatan Dunia, WHO dan pekerja kemanusiaan mengkhawatirkan penularan virus Corona di Suriah dapat berubah menjadi bencana karena pandemi Corona sudah menyebar di negara-negara tetangga. Sementara sistem kesehatan, perumahan dan infrastruktur Suriah ambruk akibat perang saudara selama 9 tahun.