TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kolombia Ivan Duque pada Jumat, 21 Maret 2020, mengumumkan negara yang dipimpinnya berstatus lockdown untuk menghentikan penyebaran virus corona atau COVID-19 yang mematikan.
Dikutip dari aa.com.tr, proses karantina massal ini akan dimulai 25 Maret hingga 19 hari ke depan. Ibu Kota Bogota dan beberapa wilayah lain di pada Jumat, 21 Maret 2020 sudah memulai latihan empat hari karantina atau latihan yang dilakukan sepanjang akhir pekan.
“Ini saatnya untuk memahami bahwa sikap kita bisa menyelamatkan nyawa,” kata Presiden Duque, dalam pidatonya yang disampaikan lewat televisi.
Duque menggambarkan langkah yang diambil pihaknya sangat berat, namun penting guna melindungi jatuhnya lebih banyak korban. Dia meyakinkan keputusan yang diambil Pemerintah Kolombia semata untuk melindungi masyarakat. Dalam masa lockdown, supai makanan, akses perawatan kesehatan dan layanan publik lainnya, akan dijamin.
Sebelumnya pada pekan ini, sejumlah serikat kesehatan masyarakat mengirimkan sepucuk surat kepada Presiden Duque yang memintanya agar menambah waktu isolasi, dengan pengecualian yang masuk akal. Sebab isolasi adalah cara paling efektif untuk mengendalikan pandemik ini.
Kementerian Kesehatan Kolombia mengkonfirmasi ada 158 kasus virus corona atau COVID-19 di negara itu. Sejauh ini, belum ada kematian yang disebabkan virus tersebut.
Virus corona merebak pertama kali di Kota Wuhan, Cina, pada Desember 2019. Virus mematikan ini sekarang telah menyebar ke setidaknya 166 negara dan territorial. Diperkirakan ada 11 ribu kematian karena virus COVID-19 ini.