TEMPO Interaktif, Bangkok: Perdana Menteri Thailand Samak Sundarajev hari ini menuduh pengunjuk rasa antipemerintah sedang mencoba menghancurkan perekonomian. Ia mengatakan hanya akan mundur jika diperintahkan pengadilan.
Sebuah koalisi kelompok-kelompok yang mengklaim setia pada monarki telah menyerukan unjuk rasa besar-besaran besok. Media lokal melaporkan mereka berencana memblokade jalan-jalan ke Bangkok dan sekitar kantor pemerintah.
Samak, yang membentuk pemerintahan koalisi Februari lalu dan telah menghadapi demo jalanan sejak Mei, mengingatkan bahwa segala bentuk kekerasan tidak ditolerir.
"Unjuk rasa besok harus mematuhi hukum. Jika keluar dari batasan hukum, polisi akan menanganinya," ujarnya dalam konferensi pers.
"Pemerintah ini berasal dari pemilihan llegal. Jika seseorang ingin menjatuhkan pemerintah, mereka harus meminta pada parlemen," ujarnya dalam pernyataan yang disiarkan langsung di TV.
"Tentang kasus dalam proses pengadilan, jika saya harus berhenti, saya akan berhenti. Saya yakin apapun yang terjadi, saya dapat menerimanya. Apapun yang terjadi, itu tidak akan mempengaruhi negara ini," ujarnya.
Partai Samak, Partai Kekuataan Rakyat (PPP), yang terdiri dari mantan sekutu perdana menteri Thaksin Shinawatra yang terguling, sedang diselidiki terkait kecurangan dalam pemilu yang dapat membuat Mahkamah Konstitusi membubarkan partai itu.
Samak juga sedang menanti sidang tuduhan fitnah yang dia hadapi sebelum pemilihan dirinya akhir Desember.
Unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) telah berlangsung sejak Mei, yang menyebarkan isu akan kudeta dan membuat investor menjauh dari pasar saham Thailand.
PAD meminta Samak untuk mundur, dan mengklaim Samak memerintah atas nama Thaksin, yang terjungkal dalam kudeta tahun 2006.
"Mereka tidak memikirkan negara, namun saya akan bersabar jika mereka ingin menghancurkan ekonomi," ujar Samak.
"Namun ketika mereka mengatakan mereka akan melakukan demonstrasi besar, rakyat panik. Ini akan menjadi kerusuhan," tambahnya.
AFP/Erwin Z