TEMPO Interaktif, Permatang Pauh: Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim hari ini mengatakan dirinya yakin memenangkan pemilihan sela, meskipun, menurutnya, pemerintah telah melakukan kampanye kotor untuk menjatuhkannya.
Oposisi menuduh koalisi Barisan Nasional yang memerintah membeli suara dan memunculkan ketegangan rasial untuk menyisihkan Anwar, yang bermaksud kembali ke parlemen sebagai langkah meraih kekuasaan.
Baca Juga:
"Itu menunjukkan tingkat keputusasaan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh Barisan Nasional," kata Anwar dalam kampanye terakhirnya untuk pemilihan besok. Pemerintah Malaysia juga memfokuskan pada tuduhan sodomi terhadapnya yang diajukan oleh bekas pembantunya.
"Saya yakin, dengan izin Tuhan, kami akan menang, namun kami akan menghadapi mesin pemerintah yang membelanjakan jutaan dolar untuk berupaya menghalangi kemenangan kami," ujarnya.
Pria kharismatik berusia 61 tahun, yang dipecat sebagai deputi perdana menteri tahun 1998 dan menghabiskan enam tahun di penjara dengan tuduhan sodomi dan korupsi ini mengatakan dirinya di jalur yang benar untuk menyingkirkan pemerintah pada pertengahan September dengan bantuan para penyeberang koalisi.
Baca Juga:
"Ya, ada beberapa anggota parlemen di partai berkuasa yang menyatakan dukungannya kepada saya," ujarnya dalam keterangan pers.
Perusahaan riset Merdeka Centre mengatakan Anwar kemungkinan menang di daerah pemilihan Permatang Pauh yang merupakan bagian dari kampung halamannya Penang, namun tuduhan sodomi menjadi salah satu faktor dalam kampanye.
"Saya pikir dia akan menang," kata Ibrahim Suffian dari Merdeka Centre. "Isu sodomi, walaupun menarik di awal kampanye, pada akhirnya mencapai titik jenuh dan tidak akan signifikan mempengaruhi kemenangannya," ujarnya.
AFP/Erwin Z