TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi pelarian warga yang harus menetap di rumah (akibat virus Corona) malah membuat Netflix menjadi beban di jaringan internet Eropa. Alhasil, pemerintah Eropa meminta Netflix untuk menurunkan kualitas videonya dari 4K UHD (Ultra High-Definition) dan HD (High-Definition) ke SD (Standard Definition). Harapannya, dengan penurunan kulitas video, maka traffic dari Netflix pun menurun.
"Kami estimasikan hal ini akan menurunkan traffic Netflix di jaringan internet Eropa sebanyak 25 persen sembari memastikan pelanggan tetap mendapat kualitas video yang lumayan bagus," ujar Netflix dalam keterangan persnya sebagaimana dikutip dari CNN, Jumat, 20 Maret 2020.
Anggota Dewan Eropa, Thierry Breton, yang bertanggung jawab atas pasar internal Uni Eropa, mengapresiasi langkah yang diambil Netflix. Menurutnya, dalam situasi pandemi seperti sekarang, internet harus selalu dalam keadaan siaga untuk situasi-situasi darurat. Oleh karenanya, jangan sampai internet terbebani traffic berlebih akibat semua orang menonton video kualitas tinggi secara bersamaan.
Breton mengakui bahwa sejauh ini beban yang diberikan Netflix kepada jaringan internet Eropa belum memberikan dampak yang signifikan. Tidak ada pemadaman ataupun gangguan teknis. Namun, mengingat pandemi virus Corona masih mungkin bertambah, maka langkah antisipasi perlu diambil.
"Uni Eropa akan bekerja dengan regulator yang mengwasi penggunan alat komunikasi elektronik untuk membuat mekanisme pelaporan apabila terdapat ganggungan dengan jaringan internet," sebagaimana dikutip dari CNN.
Menurut beberapa figur di industri telekomunikasi dunia, penggunaan internet memang meningkat tajam begitu pandemi virus Corona (COVID-19) menyerang. Sebab, operasional harian, yang biasanya dilangsungkan secara tatap muka, langsung beralih ke pertemuan jarak jauh via internet. Misalnya, kelas-kelas di universitas, rapat di instansi pemerintah, serta pertemuan di kantor swasta yang beralih ke layanan tele conference (live streaming) seperti Skype, Zoom, ataupun Google Hangout.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, misalnya mengatakan bahwa penggunaan Facebook meningkat dua kali lipat dibandingkan puncak traffic yang biasa terjadi di perayaan Tahun Baru atau Natal. Tiba-tiba saja, kata ia, semua orang jadi menggunakan WhatsApp (dimiliki oleh Facebook) dan Messenger untuk berkomunikasi.
ISTMAN MP | CNN