TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell memperkenalkan undang-undang darurat pada hari Kamis untuk paket bantuan membendung dampak ekonomi pandemi virus Corona.
Paket bantuan virus Corona bernilai US$ 1 triliun atau sekitar Rp 16.000 triliun akan mencakup bantuan keuangan langsung untuk orang Amerika, bantuan untuk usaha kecil dan karyawan mereka, langkah-langkah untuk menstabilkan ekonomi, dan dukungan baru bagi para tenaga profesional kesehatan dan pasien virus Corona, kata McConnell.
"Kami siap untuk bertindak segera setelah kesepakatan dengan rekan-rekan kami di seberang lorong dapat dicapai. Senat tidak akan kemana-mana sampai kita mengambil tindakan," katanya di lantai Senat, dikutip dari Reuters, 20 Maret 2020.
Pemungutan suara masih bisa beberapa hari lagi, kata Senator Republik Lamar Alexander.
McConnell juga mengatakan Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow akan berada di Capitol Hill pada hari Jumat untuk bekerja dengan anggota parlemen dari kedua partai untuk kesepakatan.
Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer mengatakan Demokrat sudah siap.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka untuk menghasilkan produk bipartisan," katanya. Namun dia menekankan bahwa bailout industri harus ditujukan untuk membantu pekerja, bukan eksekutif atau pemegang saham.
Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell berbicara kepada awak media saat berjalan ke kantornya, ketika Wali Kota Muriel Bowser menyatakan Keadaan Darurat virus Corona (COVID-19), di Capitol Hill di Washington, AS , 17 Maret 2020. [REUTERS / Tom Brenner]
Dalam sebuah pernyataan bersama, Schumer dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi mengatakan RUU Partai Republik sama sekali tidak pro pekerja dan malah mendahulukan perusahaan daripada para pekerja.
Senator Patrick Leahy, Demokrat teratas di Komite Alokasi Senat, mengatakan RUU itu tidak cukup mendanai upaya federal, negara bagian, dan lokal terhadap virus Corona, dan tidak memasukkan dana untuk responden pertama, perawatan anak, sekolah, bantuan untuk para tunawisma, atau perawatan medis veteran.
Dikutip dari New York Times, RUU 247 halaman akan memberikan pembayaran US$ 1.200 (Rp 19,3 juta) kepada mereka yang berpenghasilan hingga US$ 75.000 (Rp 1,2 miliar) setahun, mereka yang berpenghasilan US$ 75.000 (Rp 1,2 miliar) hingga $ 99.000 (Rp 1,6 miliar) akan mendapatkan jumlah yang lebih kecil, dan mereka yang berpenghasilan lebih dari US$ 99.000 atau pasangan dengan penghasilan US$ 198.000 (Rp 3,2 miliar) tidak akan mendapatkan bantuan langsung tunai.
Bantuan langsung tunai akan diberikan dengan nilai hingga US$ 1.200 (19,3 juta) per individu dan US$ 2.400 (Rp 38,6 juta) untuk pasangan di bawah ambang batas pendapatan tertentu, bersama dengan US$ 500 (Rp 8 juta) untuk setiap anak dalam keluarga, kata sebuah pernyataan Komite Keuangan Senat.
Paket bantuan tersebut adalah yang ketiga diambil oleh Kongres sejak virus Corona meluas di Amerika Serikat, menginfeksi 12.259 orang dan menewaskan 200 orang, ditambah dengan penutupan sekolah, bisnis, dan pembatasan sosial warga Amerika, hingga menyebabkan pasar saham runtuh.