TEMPO.CO, Brussel - Bank Sentral Uni Eropa atau European Central Bank mengumumkan paket stimulus besar-besaran dengan mencetak uang baru senilai 750 miliar euro atau sekitar Rp13 ribu triliun untuk mengatasi dampak ekonomi akibat wabah virus Corona.
Dana sebesar itu akan digunakan untuk membeli obligasi pemerintah dan surat berharga swasta sebelum akhir 2020. Pejabat bank sentral Uni Eropa juga menyatakan siap menggelontorkan uang lebih banyak jika dibutuhkan.
“Dewan Bank Sentral siap untuk menambah jumlah program pembelian aset dan menyesuaikan komposisinya, sebanyak yang dibutuhkan dan selama yang diperlukan,” begitu pernyataan ECB seperti dilansir CNN pada Kamis, 19 Maret 2020.
Program penambahan likuiditas besar-besaran untuk pemerintah dan perusahaan swasta ini dikenal sebagai program quantitative easing.
Tujuan dari bank sentral menggelar program ini adalah untuk menjaga agar sistem keuangan dan perekonomian tetap likuid yaitu memiliki uang tunai siap pakai agar tidak terjadi kepanikan di pasar.
Dalam dua pekan terakhir ini, pasar saham global telah mengalami anjlok dengan penurunan harga saham besar-besar akibat menyebarnya wabah virus Corona ke 150 negara.
Wabah ini mempengaruhi kegiatan produksi dan manufaktur di berbagai negara dan juga menekan kegiatan konsumsi publik.
“Bank sentral Eropa akan mengeksplorasi semua opsi dan rencana darurat untuk mendukung ekonomi melewati goncangan ini,” kata ECB.
Saat ini, sebagian besar wilayah Eropa menjalani isolasi yaitu pemerintah melarang warga berpergian untuk mencegah terinfeksi virus Corona atau menyebarkan virus itu tanpa sengaja.
Industri raksasa otomotif dan aviasi nyaris tutup semua dengan menutup pabrik dan merumahkan pegawai.
Pemerintah juga memerintahkan pusat hiburan, perbelanjaan, restoran dan ruang publik ditutup untuk mencegah penyebaran virus ini.
Pengumuman ini datang kurang dari sepekan setelah ECB meningkatkan program pembelian obligasi, yang saat itu diperkirakan sebagai tambahan sebesar 120 miliar euro atau sekitar Rp2 ribu triliun.
Sejumlah bank sentral di berbagai negara juga terus memotong tingkat suku bunga untuk menekan biaya utang dan mengurangi risiko kebangkrutan bisnis.
ECB mengatakan program ini akan berlangsung hingga akhir 2020.
ECB mengatakan program pembelian surat berharga milik korporat dilakukan agar perusahaan memiliki dana pinjaman jangka pendek saat terjadi perlambatan ekonomi akibat virus Corona. Ini juga memungkinkan perusahaan untuk menerbitkan surat utang untuk membayar gaji karyawan dan membiayai kegiatan operasional sehari-hari.