TEMPO.CO, Washington – Negara kaya di dunia menyiapkan dana triliunan dolar atau ribuan triliun rupiah untuk menangani dampak wabah virus Corona.
Ini karena wabah ini menyeret perekonomian global ke arah resesi dan menimbulkan pembatasan gerak publik terbesar sejak Perang Dunia II.
Wabah virus Corona, yang menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, sejak Desember 2019, ini telah menginfeksi sekitar 196 ribu orang di 150 negara.
Jumlah total korban meninggal tercatat sebanyak 7.800 orang, yang mayoritas berada di Cina.
“Inggris menyiapkan paket penyelamatan bisnis dari kebangkrutan senilai US$400 miliar atau sekitar Rp6.200 triliun,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 17 Maret 2020.
Penyusun anggaran mengatakan skala pinjaman yang dibutuhkan bisa menyamai utang yang dibuat pada saat invasi Nazi Jerman pada 1939 – 1945.
“Sekarang bukan saatnya untuk merasa enggan soal utang sektor publik,” kata Robert Chote, kepala kantor Pertanggung-Jawaban Anggaran, seperti dilansir Reuters. Kantor ini menyediakan analisis dan pandangan mengenai keuangan Inggris bagi para anggota parlemen.
Pemerintah Inggris telah memerintahkan penutupan pub, kelab malam, restoran, bioskop hingga gedung pertunjukan.
Secara terpisah, Presiden Amerika, Donald Trump, telah mengusulkan rencana menggelontorkan paket stimulus senilai US$1 triliun atau sekitar Rp15.400 triliun ke masyarakat dan market.
Trump mengatakan akan mengirim bantuan langsung tunai dalam dua pekan seiring jumlah korban meninggal akibat virus Corona naik jadi 108 orang. Jumlah korban terinfeksi di sana sebanyak lebih dari 5.700 orang.
Perusahaan maskapai penerbangan atau airline menjadi salah satu sektor paling terdampak akibat penutupan penerbangan dan pelarangan di sejumlah negara. Industri ini meminta pemerintah AS menggelontorkan dana bantuan dan pinjaman US$50 miliar atau sekitar Rp771 triliun agar tetap bisa beroperasi seiring anjloknya jumlah penumpang.
Prancis memompa US$50 miliar atau sekitar 771 triliun untuk menolong perekonomiannya yang melemah drastis. Dana ini akan digunakan untuk membantu perusahaan dan para pekerja.
“Saya selalu mendorong keuangan yang hemat pada masa damai sehingga Prancis tidak harus berhemat pada saat perang,” kata Gerald Darmanin, menteri Urusan Anggaran, seperti dilansir media Les Echos.
Uni Eropa juga melonggarkan aturan perusahaan untuk menerima dana bantuan negara hingga US$551 ribu atau sekitar Rp8.5 miliar.
Meski pemerintahan negara besar telah mengumukan paket stimulus ekonomi, pasar saham dunia dan minyak tetap mengalami kejatuhan harga. Wall Street, misalnya, mengalami penurunan indeks terbesar sejak Black Monday pada 1987.
Wabah virus Corona ini, seperti dilansir Channel News Asia, merebak di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina sejak Desember 2019. Wabah ini telah menyebar di 150 negara dan menginfeksi 190 ribu orang dengan korban meninggal mencapai lebih dari tujuh ribu orang.