TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Singapura atau MFA mendorong mahasiswa Singapura yang sedang kuliah di luar negeri agar mempertimbangkan kemungkinan untuk pulang ke Singapura secepatnya. Imbauan itu disampaikan menyusul naiknya penyebaran virus corona.
Dalam pernyataan yang diterbitkan Selasa, 17 Maret 2020, Kementerian Luar Negeri mengatakan Lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi di Singapura mulai memanggili mahasiswa mereka yang saat ini sedang di luar negeri untuk magang atau mengikuti program pertukaran mahasiswa.
“Banyak negara memberlakukan larangan bepergian atau menutup pintu-pintu perbatasan mereka, operator transportasi, bahkan maskapai mengurangi jumlah penerbangan mereka. Banyak layanan dan fasilitas umum, termasuk lembaga pendidikan, ditutup. Semuanya demi meminimalkan penyebaran virus COVID-19,” tulis Kementerian Luar Negeri Singapura, seperti dikutip dari channelnewsasia.com.
Penampakan kalap bumboat yang terlihat sepi dari wisatawan saat melintasi Merlion Park di Singapura 20 Februari 2020. Semakin bertambahnya korba terinfkesi virus corona membuat wisata di sejumlah negara terdampak. REUTERS/Edgar Su
Kementerian Luar Negeri Singapura juga akan bekerja sama dengan sejumlah maskapai untuk memfasilitasi penerbangan dari kota-kota penting ke Singapura, jika memang diperlukan. Kementerian Luar Negeri Singapura juga mengimbau mahasiswa Singapura di luar negeri agar tetap waspada, menjaga kebersihan, memantau perkembangan situasi dan mendiskusikan dengan pihak universitas untuk kemungkinan belajar jarak jauh.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendeklarasikan virus corona sebagai pandemic, yakni virus yang bisa menyebar lintas benua. COVID-19 diduga menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019. Virus mematikan ini diperkirakan sudah menyebar di 163 negara di dunia dan wilayah.
Diperkirakan lebih dari 197 ribu kasus virus corona dengan jumlah kematian lebih dari 7.900 orang. Dari jumlah itu, lebih dari 81 ribu pasien sembuh dari virus corona.