TEMPO.CO, Jakarta - Pembatasan gerakan yang dilakukan berbagai pemerintah untuk menekan penyebaran virus Corona (COVID-19) memaksa warga beralih ke situs belanja online. Walhasil, situs belanja online seperti Amazon pun harus merekrut 100 ribu pegawai baru untuk melayani mereka. Mengutip kantor berita Reuters, mereka mencari operator gudang dan kurir.
"Kami bisa pastikan bahwa kami akan menerima dan memperkerjakan anda dengan baik hingga situasi kembali normal," ujar Amazon dalam keterangan persnya sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa, 17 Maret 2020.
Amazon, yang berbasis di Amerika, diketahui memiliki 798 eibu pekerja tetap dan paruh waktu. Dengan masuknya 100 ribu tenaga baru, maka mereka akan memiliki 898 ribu tenaga kerja. Belum diketahui apakah 100 ribu tenaga baru itu hanya akan ditempatkan di Amerika atau termasuk Eropa.
Karena kebutuhan tenaga tambahan ini mendesak, Amazon menjanjikan gaji yang lebih tinggi dari biasanya. Sepanjang April, Amazon akan menggaji para tenaga kurir dan pergudangan di Amerika sebesar 17 Dollar AS per jam atau setara Rp260 ribu per jam.
Hingga berita ini ditulis, pengiriman barang kepada warga menjadi salah satu bisnis yang tidak terlalu dibatasi di berbagai negara. Di San Fransisco, Amerika, misalnya, warga diwajibkan menetap di rumah selama situasi darurat virus Corona (COVID-19). Namun, mereka diperbolehkan bekerja apabila pekerjaan mereka berkaitan dengan jasa pengiriman barang.
ISTMAN MP | REUTERS