TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah pandemi virus Corona (COVID-19), Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Publik Amerika malah diretas. Mengutip kantor berita Reuters, sistem Kementerian Kesehatan menerima serangan siber lebih dari sekali.
"Berbagai insiden peretasan terjadi yang ditujukan untuk memperlamban kerja sistem Kementerian Kesehatan," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin malam, 16 Maret 2020.
Tidak hanya melambankan sistem milik Kementerian Kesehatan Amerika, peretasan itu juga bertujuan untuk mengumumkan berita bohong. Mengutip Reuters, peretasan itu untuk menyebarkan isu bahwa karantina nasional (lockdown) akan diterapkan Amerika.
Dewan Keamanan Nasional (NSC) langsung merespon serangan siber itu dengan mengumumkan bahwa tidak ada langkah karantina nasional. Selain itu, NSC juga menegaskan bahwa segala pengumuman terkait virus Corona diumumkan oleh CDC dan Gedung Putih, bukan oleh instansi lain.
"Pesan pendek rumor #karantina nasional adalah bohong. Tidak ada lockdown berskala nasional. @CDCgov sudah dan akan terus mengabarkan perkembangan terbaru tentang #COVID1, #coronavirus," ujar NSC dalam tweet mereka.
Baca Juga:
Hingga berita ini ditulis, Kementerian Kesehatan Amerika belum memberikan keterangan apapun soal aksi peretasan ini dan siapa pelakunya. NSC juga belum memberikan keterangan lebih lanjut.
Adapun jumlah korban dan kasus virus Corona di Amerika terus meningkat beberapa hari terakhir. Mengutip South China Morning Post, tercatat ada 3689 kasus dan 68 korban meninggal akibat virus Corona.
Presiden Amerika Donald Trump sendiri sudah menerapkan sejumlah kebijakan untuk menekan penyebaran virus Corona (COVID-19). Selain membatasi kunjungan dari dan kepergian ke luar negeri, dirinya juga memerintahkan sekolah untuk diliburkan dan tempat hiburan untuk ditutup.
ISTMAN MP | REUTERS | SOUTH CHINA MORNING POST