TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pasien yang terjangkit virus corona atau COVID-19 di Israel, naik. Kementerian Kesehatan Israel pada Senin, 16 Maret 2020 melaporkan ada 48 kasus baru sehingga total pasien yang terjangkit virus corona menjadi 250 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak empat orang sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit. Sedangkan lima orang lainnya dalam kondisi kritis.
Seorang pekerja yang mengenakan pakaian pelindung tiba untuk mendisinfeksi Gereja Kelahiran Yesus sebagai tindakan pencegahan terhadap virus Corona, di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel 5 Maret 2020. [REUTERS / Mussa Qawasma]
Diantara mereka yang sakit karena terinfeksi virus corona, ada 19 orang yang merupakan tenaga kesehatan dan lima orang tentara. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sudah menjalani tes virus corona dan hasilnya negatif.
Dikutip dari aa.com.tr, pengadilan Israel pada Minggu, 15 Maret 2020 sudah menghentikan sementara sidang dugaan korupsi pada Netanyahu karena penyebaran virus corona. Sidang yang awalnya direncanakan pada 17 Maret 2020 akan dilanjutkan pada 24 Mei 2020.
Keputusan penangguhan sidang Netanyahu itu dilakukan sehari setelah Menteri Kehakiman Israel menyatakan negara berstatus darurat karena penyebaran virus corona di Negara Bintang Daud itu. Pada Sabtu, 14 Maret 2020, Israel memutuskan menghentikan sementara semua penerbangan komersial.
Perdana Menteri Israel pun mengumumkan langkah-langkah baru yang diambil pemerintahannya dalam mengurangi penyebaran virus corona. Diantara langkah yang diambil itu menutup café, restoran, hotel, mal dan tempat-tempat hiburan.
Hanya supermarket, apotek, bank dan pom bensin yang tetap diperbolehkan buka. Sistem transportasi umum juga akan beroperasi seperti biasa.
Sebelumnya pada Selasa, 10 Maret 2020, Israel mengumumkan penutupan jembatan Raja Huessein atau Allenby yang menghubungkan Negeri Bintang Daud itu dengan Tepi Barat dan Yordania. Data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut, virus corona sudah menyebar di 146 negara dan wilayah.