TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memberikan sinyalemen kalau pihaknya belum akan menutup pintu-pintu perbatasan terkait penyebaran virus corona. Rencana itu bertolak belakang dengan Kepala Kesehatan Masyarakat Kanada Theresa Tam yang menyebut Kanada mulai kehabisan waktu dalam mencegah kenaikan kasus virus corona.
“Kami belum membicarakan apapun bersama-sama,” kata Trudeau, saat di tanya apakah Kanada akan menutup pintu perbatasannya dengan Eropa dan Amerika Serikat.
Seorang pelancong yang mengenakan topeng memasuki ruang keberangkatan internasional yang sepi di tengah meningkatnya jumlah kasus virus korona global di Bandara Pearson di Toronto, Ontario, Kanada, 13 Maret 2020. REUTERS/Chris Helgren
Dikutip dari reuters.com, setidaknya 313 warga negara positif terjangkit virus corona dan satu orang meninggal karena COVID-19 ini.
Menutup pintu perbatasan bisa berdampak sangat besar pada perekonomian Kanada. Sekitar 75 persen barang-barang ekspor Kanada dikirim ke Amerika Serikat.
Tam menyerukan agar segera diambil langkah-langkah serius dan menghindari acara kumpul-kumpul yang bisa mengundang massa demi menekan penyebaran virus corona. Provinsi Ontario saat ini telah menjadi wilayah paling tinggi dengan kasus virus corona, dimana jumlah kasus terbaru sebanyak 38 pasien baru sehingga total ada 142 pasien yang terjangkit virus corona di negara itu.
“Dengan kasus yang berkembang sangat cepat ini di Kanada, peluang kami untuk menurunkan epidemik ini semakin menyempit. Situasi bisa berubah sangat cepat,” kata Tam.
Kasus-kasus virus corona terjadi di total 10 provinsi di Kanada. Perdana Menteri wilayah Quebec, Francois Legault, memerintahkan agar pertemuan-pertemuan bisnis untuk sementara tidak dilakukan karena bisa mengundang orang-orang berkumpul. Sedangkan restoran boleh tetap buka, namun kapasitas tamu dalam ruangan harus dikurangi sampai separuhnya.
Sama seperti Tam, Legault juga menyerukan pada Trudeau agar menutup pintu-pintu perbatasan Kanada. Otoritas kesehatan di Kanada merekomendasikan masyarakat agar tetap berada di rumah.