TEMPO.CO, Jakarta - Prancis akhirnya melakukan lockdown dalam upaya melawan penyebaran virus corona atau COVID-19 di negara itu. Restoran, toko, bioskop dan café akan tutup hingga beberapa pekan ke depan.
Perdana Menteri Prancis, Édouard Philippe, 49 tahun, meminta masyarakat agar kerja dari rumah dan hanya keluar rumah untuk membeli bahan-bahan kebutuhan pokok. Namun transportasi umum di penjuru Prancis akan tetap beroperasi, walau Perdana Menteri Philippe meminta agar warga mengurangi penggunaannya.
Pandangan menunjukkan rak-rak kosong di supermarket Carrefour ketika orang-orang mulai menimbun makanan di Monako ketika Prancis bergulat dengan wabah penyakit coronavirus (COVID-19), 13 Maret 2020. REUTERS/Eric Gaillard
Philippe menyebut penyebaran virus corona ini sebagai krisis bidang kesehatan terbesar di abad ke 21. Di Prancis, lebih dari 90 pasien virus corona atau COVID-19 meninggal dan sejauh ini 4.500 orang terinfeksi virus mematikan tersebut.
“Saya sudah memutuskan semua semua lokasi ditutup. Kita jelas harus membatasi ruang gerak kita. Saya menyadari akan pengorbanan yang harus dilakukan masyarakat, namun saya yakin masyarakat Prancis akan punya kapasitas mengatasi peristiwa serius ini,” kata Philippe, seperti dikutip dari mirror.co.uk.
Permintaan untuk menutup toko dan restoran serta tempat umum lainnya, tidak berlaku untuk supermarket, apotik dan pom bensin. Sedangkan tempat-tempat hiburan akan ditutup.
Prancis adalah negara terbesar ketiga di Eropa. Jerome Salomon, Kepala Otoritas Kesehatan Masyarakat Prancis, mengatakan ada peningkatan yang sangat cepat dalam kasus virus corona ini, dimana 300 pasien di penjuru Prancis saat ini berada dalam perawatan ICU. Separuh dari jumlah itu adalah pasien berusia di bawah 60 tahun.
Sebelumnya Italia sudah melakukan lockdown pada Rabu, 11 Maret 2020, dimana dengan kondisi ini banyak toko di Negera Pizza itu tutup, begitu juga dengan perkantoran.
Akibat penyebaran virus corona ini, banyak maskapai seperti British Airways menghentikan sementara penerbangan dari Italia ke Inggris. Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengatakan hal terbaik saat ini adalah tetap berada di rumah.