Namun pasukan koalisi menolak tuduhan itu. Tewasnya warga sipil dalam operasi militer sudah menjadi isu emosional di antara warga Afganistan sendiri, karena banyak yang merasa pasukan internasional pimpinan AS kurang memperhatikan keberadaan mereka saat meluncurkan serangan udara.
"Tujuh puluh enam warga sipil, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah menjadi martir hari ini dalam sebuah operasi pasukan koalisi di Provinsi Herat," kata sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri.
Pasukan Koalisi, menurut pernyataan tersebut, membombardir kawasan Azizabad di distrik Shindand, Provinsi Herat, Jumat malam waktu setempat. Sekitar 16 korban adalah perempuan, tujuh pria, dan sisanya bocah di bawah usia 15 tahun.
Pasukan koalisi pimpinan AS, seperti biasa, membantah pernyataan itu. Mereka mengatakan 30 militan terbunuh dalam sebuah serangan udara di Distrik Shindand pada Jumat dini hari, dan tak ada serangan lanjutan yang diluncurkan lagi sepanjang hari itu.
Serangan udara, yang disebut berlangsung antara pukul 1 dan 2 dini hari, dilakukan setelah serdadu Afganistan dan Koalisi dijebak oleh para pemberontak saat sebuah patroli menargetkan seorang komandan Taliban di Herat, kata pernyataan militer AS tesebut.
"Pemberontak melibatkan serdadu dari berbagai penjuru menggunakan senjata mini dan granat berpeluncur roket," kata pernyataan itu. "Pasukan koalisi menjawabnya dengan serangan meriam ringan dan serangan udara yang membunuh 30 militan.”
BOBBY CHANDRA