TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pasien yang terjangkit virus corona atau COVID-19 di Brunei Darussalam per Jumat, 14 Maret 2020 bertambah menjadi 40 orang. Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko, mengkonfirmasi sejauh ini belum ada WNI di negara itu yang tertinfeksi virus mematikan tersebut.
“Masyarakat sempat panic buying pada awal berita warga negara Brunei terpapar, sehingga stok masker dan hand sanitizer habis di supermarket. Pemerintah lalu meminta warga tidak melakukannya,” kata Sujatmiko kepada Tempo, Jumat, 14 Maret 2020.
WNI di Brunei Darussalam pada Minggu, 23 Februari 2020 mengikuti parade Hari Kebangsaan ke-36 Brunei Darussalam. Sumber: dokumen KBRI
Pemerintah Brunei Darussalam menggelontorkan dana sebesar 15 juta BND atau Rp 155 miliar untuk penanganan wabah penyakit menular, termasuk COVID-19. Sumber di KBRI di Bandar Sri Begawan menyebut saat ini KRBI belum berencana membagikan masker gratis kepada WNI/TKI di Brunei Darussalam, seperti yang dilakukan kantor perwakilan di Hong Kong pada para TKI.
Situs straitstimes.com mewartakan ada penambahan pasien yang terjangkit virus corona yang tertular karena melakukan kontak dengan pasien yang tanpa sadar positif COVID-19. Mereka diisolasi dan dirawat di Pusat Karantina di distrik Tudong.
Sebelumnya pada Senin, 9 Maret 2020, seorang laki-laki, 53 tahun, warga negara Brunei Darussalam, dinyatakan positif virus corona setelah pulang menghadiri konferensi Islam di Kuala Lumpur, Malaysia pada 3 Maret. Empat hari kemudian setelah tiba di rumah, pasien itu mengalami demam tinggi dan dirawat di Rumah Sakit Raja Istri Pengiran Anak Saleha.
Virus corona di Brunei Darussalam telah mendesak pemerintah negara itu mengambil langkah-langkah. Pada Selasa, 10 Maret 2020, Kementerian Pendidikan Brunei Darussalam mengumumkan libur semester pertama sekolah dimajukan, yang seharusnya 16 Maret 2020 menjadi 11 Maret. Kementerian Kesehatan menyebut dari jumlah mereka yang terinfeksi virus corona, enam pasien dalam kondisi baik dan stabil.