TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan-perusahaan Amerika memutuskan untuk ikut membantu pemerintah Amerika memerangi pandemik virus Corona (COVID-19). Hal ini menyusul diaktifkannya situasi darurat nasional oleh Presiden Amerika Donald Trump.
Salah satu perusahaan yang akan terlibat adalah Google. Perusahaan teknologi yang berbasis di Mountain View, California tersebut akan menyiapkan sebuah website yang fungsinya membantu pengguna apakah mereka perlu melakukan test virus Corona atau tidak. Selain itu, website itu juga akan memandu pengusaha ritel membangun lokasi tes virus Corona apabila diperlukan.
"Terima kasih kepada Google yang telah membantu membangun website (untuk pengendalian virus Corona). Website ini akan selesai dengan cepat, untuk membantu memutuskan apakah tes dibutuhkan dan bagaimana memfasilitasi tes di lokasi yang tepat," ujar Trump sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 14 Maret 2020.
Berdasarkan presentasi yang ditunjukkan oleh Google, website tersebut bekerja dengan cara menanyakan sejumlah hal terkait penyakit yang diderita. Jika dirasa gejala yang diderita menyerupai simptom virus Corona, maka website akan merekomendasikan pengguna untuk segera melakukan tes kesehatan.
Website tak hanya merekomendasikan pengguna untuk melakukan tes, tetapi juga di mana mereka bisa melakukan tes. Adapun hasil tes tersebut nantinya akan disampaikan dalam waktu 24-36 jam.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui kapan website itu akan diluncurkan. Wakil Presiden Mike Pence menjanjikan keterangan lebih lanjut akan disampaikan pada Ahad nanti.
Sementara itu Kathleen Parkes, perwakilan dari Google, mengatakan bahwa pengembangan website tersebut masih di tahap awal. Ia, yang juga mewakili perusahaan farmasi miliki Google (Verily), belum bisa memberikan tanggal pasti kapan website akan diluncurkan. Walau begitu, ia sudah bisa menyampaikan lokasi mana yang akan menjadi tempat uji coba pertama website itu.
"Kami berencana untuk melakukan tesnya di San Fransisco dengan harapan secara bertahap bisa kami perluas," ujarnya.
Mengutip Reuters, Google mengerahkan 1700 pekerja untuk mengembangkan website tersebut. Sebagian besar di antaranya adalah sukarelawan yang ingin berkontribusi dalam pengendalian virus Corona (COVID-19). Menariknya, website tersebut awalnya akan dikembangkan untuk pekerja medis, bukan untuk kebutuhan luas.
ISTMAN MP | REUTERS