TEMPO.CO, Jakarta - Kapel di Italia utara telah diubah menjadi kamar mayat karena kota itu tidak dapat menampung korban meninggal virus Corona (COVID-19).
Kota Bergamo, di wilayah Lombardy dekat Milan, adalah salah satu kota di Italia yang paling parah terkena virus Corona.
Kota ini memiliki 2.000 lebih kasus yang dikonfirmasi, melonjak 300 kasus dalam 24 jam terakhir, dan hampir 150 kematian akibat COVID-19.
Dikutip dari Sky News, 13 Februari 2020 dokter di daerah itu mengatakan mereka tidak dapat mengatasi tingkat pasien yang terinfeksi, menyamakan virus dengan "gempa bumi".
Kapel All Saints, di sebelah pemakaman kota, telah diubah menjadi kamar mayat, menurut surat kabar Milan Corriere della Sera dan laporan media Italia lainnya.
Rata-rata 40 peti mati sehari disimpan di sana sebelum dimakamkan atau dikremasi.
Kuburan yang berdekatan telah ditutup untuk umum untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II.
Tempat wisata di Italia sepi turis setelah negara itu lockdown akibat penyebaran virus corona. Sumber: mirror.co.uk
Krematorium bekerja 24 jam sehari, tetapi meskipun demikian tidak dapat mengatasi tingkat kematian yang tinggi, dan keluarga para korban harus sering menunggu beberapa hari sebelum jenazah orang yang mereka cintai dikremasi.
Seluruh Italia dalam keadaan terisolasi karena pemerintah melakukan penutupan kota di seluruh Italia untuk menghadapi wabah. Italia menjadi negara kedua paling parah terdampak virus Corona setelah Cina daratan.
Semua pertemuan dan upacara, termasuk kegiatan massa dan pemakaman, dilarang, yang berarti keluarga korban bahkan tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai untuk terakhir kali. Gereja-gereja juga ditutup.
Sebagian besar kasus virus Corona di Italia berada di wilayah Lombardy utara, di mana Bergamo berada.
Seorang dokter di rumah sakit Papa Giovanni XXIII di kota itu, Roberto Cosentini, menyamakan Lombardy dengan "pusat gempa bumi yang tidak pernah berakhir".
Dia mengatakan kepada surat kabar Italia La Repubblica bahwa mayoritas pasien tiba di rumah sakit pada sore hari, dan seringkali dalam kondisi yang buruk sehingga mereka perlu diintubasi atau dihubungkan ke ventilator segera mungkin.
"Setiap sore, itu seperti gempa baru, dan rumah sakit kewalahan," katanya. "Jika kita tidak dapat menemukan lebih banyak tempat tidur rumah sakit, lebih banyak dokter, lebih banyak perawat, kita tidak akan bisa bertahan lama."
Menurut data real-time yang dihimpun John Hopkins University dan diperbarui pada 13 Maret 2020 pukul 6.33 PM, total kasus virus Corona di Italia mencapai 15.113 dengan 1.016 kematian.