TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Malaysia sedang menjajaki kemungkinan sekitar 5 ribu orang yang mengikuti satu konferensi agama di pinggiran kota Kuala Lumpur tertular virus Corona dari seorang warga Brunei Darussalam yang menghadiri acara itu.
Kementerian Kesehatan Malaysia mengemukakan, penjajakan itu dilakukan setelah Brunei melaporkan kasus pertama virus Corona pada diri seorang pria berusia 53 tahun pada hari Selasa lalu.
Dari dokumen yang diterima, konferensi itu diberi tajuk Jhor Qudamak Malaysia 2020.
Pria itu diketahui menghadiri konferensi agama yang dihadiri ratusan orang dari 28 negara, yaitu Australia, Brunei, Kanada, Flilipina, India, Indonesia, Afrika Selatan, Selandia Baru, Tunisia, Thailand, Vietnam, Kamboja, Cina, Jerman, Singapura, Arab Saudi, Korea, Bangladesh, Myanmar, Mesir, Tanzania, Gambia, Jepang, Kygistan, Turki, Amerika Serikat, dan Afganistan.
Berdasarkan laporan Reuters, 11 Maret, konferensi diadakan di satu masjid berlangsung dari tanggal 27 Februari hingga 1 Maret.
"Berdasarkan informasi awal, acara keagamaan itu diperkiraan melibatkan 10 ribu orang dari sejumlah negara termasuk Malaysia," kata Noor Hisham Abdullah, sekretaris jenderal Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan kemudian mendesak semua orang yang menghadiri acara keagamaan itu untuk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan mereka tidak menyebarkan virus Corona di komunitas mereka.
Hingga 10 Maret, Brunei melaporkan tambahan kasus infeksi virus Corona yakni 5 kasus, sehari setelah kasus pertama diumumkan.
Kementerian Kesehatan Brunei menjelaskan, mereka yang positif tertular virus Corona telah diisolasi untuk menjalani perawatan di Pusat Karantina Nasional di distrik Tudong, sebagaimana dilaporkan The Straits Times.
Kasus pertama infeksi virus Corona di Brunei dialami seorang pria usia 53 tahun setelah kembali dari Kuala Lumpur, Malaysia pada 3 Maret lalu.