TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah gambar dramatis yang viral memperlihatkan bagaimana perawat dan tenaga medis di Italia mengerahkan seluruh tenaga mereka untuk mengendalikan wabah virus Corona atau COVID-19 di negara mereka.
Gambar hitam putih seorang perawat yang jatuh tertidur di depan komputer beredar pada Senin, 9 Maret, ketika lonjakan kasus Italia semakin tinggi.
Elena Pagliarini, 40 tahun, tertidur kelelahan di mejanya dengan keyboard sebagai bantal dan masker masih menempel di wajahnya. Saat gambar itu diambil, dia sedang mengambil istirahat lima menit, menurut laporan The Sun, 10 Maret 2020.
Dia telah bekerja sepanjang waktu bergiliran di Rumah Sakit Cremona dekat Milan, pusat wabah virus Corona di Italia.
Rumah sakit menjadi berita utama awal pekan ini setelah gambar mengejutkan pasien yang dirawat oleh perawat dan dokter dengan pakaian hazmat muncul.
Para dokter mengatakan dengan merawat pasien yang berbaring di depan mereka, lebih mudah untuk mengatur tingkat oksigen dalam tubuh mereka.
Elena Pagliarini mengatakan dia 'benar-benar kelelahan' setelah jam kerja shift-nya.[Twitter/The Sun]
Gambar Elena diambil oleh seorang rekannya di Cremona dan diunggah di situs Facebook Nurse Times Italia.
"Terima kasih atas apa yang Anda lakukan," tulis keterangan yang menyertai foto Elena.
Rekan perawat bernama Francesca Mangiatordi, yang mengambil foto Pagliarini, mengatakan kepada Nurse Times, "Kami telah bekerja tanpa henti selama 10 jam."
"Aku memandangnya dan aku ingin memeluknya, tetapi aku lebih memilih untuk mengabadikan momen itu."
Sementara Elena mengatakan, "Saya belum menyelesaikan shift saya ketika foto diambil. Tepat sebelum jam 6 pagi dan saya benar-benar kelelahan. Saya punya satu jam lagi sebelum saya selesai dan saya baru saja pingsan."
"Malam itu benar-benar sulit tetapi kita semua bekerja bersama. Jika kita berhasil membantu dan menyelamatkan orang, itu karena kita semua bekerja bersama sebagai sebuah tim."
"Jika seseorang yang berusia antara 80 dan 95 tahun mengalami gangguan pernapasan parah, kemungkinan kami tidak akan melanjutkan," kata dr. Christian Salaroli mengatakan kepada Brussels Times.
"Jika mereka mengalami kegagalan multi-organ, dengan lebih dari dua atau tiga organ vital, itu berarti tingkat kematian mereka adalah 100 persen."
Lombardy telah berjuang untuk meningkatkan kapasitas ICU, mengubah ruang operasi dan pemulihan menjadi ruang isolasi dan mengumpulkan 150 tempat tidur lebih banyak dalam dua minggu terakhir.
Rumah sakit tersebut juga berharap mengumpulkan 150 lainnya dalam minggu mendatang, tetapi mungkin tidak cukup.
Perawat Italia Alessia Bonari. Wajahnya memar karena terlalu lama memakai masker ketika dia merawat pasien virus Corona di rumah sakit tempatnya bekerja.[Sky News]
Cerita lain datang dari perawat muda Italia bernama Alessia Bonari, yang berbagi foto Instagram menunjukkan bekas masker di wajahnya setelah mengenakan masker pelindung terlalu lama dan ketat, mengatakan dia takut pergi bekerja setiap hari.
"Saya takut karena masker mungkin tidak menempel dengan benar ke wajah, atau saya mungkin secara tidak sengaja menyentuh diri saya dengan sarung tangan kotor, atau mungkin lensa tidak menutupi mata saya sepenuhnya dan ada sesuatu yang ketinggalan," katanya, dikutip dari Sky News.
"Saya lelah secara fisik karena alat pelindungnya sakit, jas lab membuat saya berkeringat dan begitu saya berpakaian saya tidak bisa lagi pergi ke toilet atau minum selama enam jam," cerita Alessia.
Italia adalah negara Eropa yang paling parah dihantam wabah virus Corona, dengan kematian tertinggi kedua di dunia setelah Cina daratan.
Menurut data John Hopkins University pada 12 Maret 2020, total ada 12.462 kasus infeksi COVID-19 di Italia. Sementara, ada 827 orang di Italia yang terbunuh oleh virus. Pemerintah Italia sendiri telah menutup seluruh bisnis, lembaga pendidikan, dan segala kegiatan publik, untuk menekan penyebaran virus Corona.