TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tidak akan menjalani tes virus Corona meski salah satu menteri di parlemen, Nadine Dorries telah menyatakan dirinya terjangkit virus Corona.
Menteri Kesehatan Inggris Nadine Dorries sempat hadir dalam acara peringatan Hari Perempuan Sedunia di Downing Street, kediaman Boris Johnson, pada Kamis pekan lalu. Pada Selasa Dorries menyatakan dirinya terjangkit virus Corona dan tengah menjalani isolasi di rumahnya.
Pada Rabu pemerintah Inggris mengatakan Boris Johnson tidak akan menjalani tes, terlebih dirinya tak menunjukkan gejala terkait virus Corona dan tidak melakukan kontak langsung dengan Dorries dalam pertemuan parlemen itu.
Para pejabat kesehatan saat ini sedang melacak siapa pun yang sempat melakukan kontak langsung dengan Dorries.
"Saya tegaskan jika saya telah positif terjangkit virus Corona," ungkap Menteri Kesehatan Junior Nadine Dorries dalam pernyataannya melalui Departemen Kesehatan. Dirinya juga mengatakan sedang menjalani isolasi di rumahnya begitu dinyatakan positif terjangkit virus.
Anggota Parlemen Konservatif Inggris Nadine Dorries berbicara di Parlemen selama debat tentang alternatif dari Kesepakatan Brexit Perdana Menteri Theresa May, di London, Inggris 3 April 2019, dalam pengambilan layar ini yang diambil dari video. [TV Reuters melalui REUTERS]
Dorries juga mengatakan di akun Twitter-nya bahwa dirinya merasa seperti sampah dan berharap jika ia telah melalui masa buruk itu. Dorries menambahkan jika ia mengkhawatirkan ibunya yang sedang batuk.
Dengan adanya kasus virus Corona yang telah menginfeksi menteri parlemen, sejauh ini pejabat setempat mengatakan masih belum ada rencana untuk menutup sementara kantor parlemen.
Upaya yang dilakukan saat ini adalah mengidentifikasi anggota parlemen lainnya yang dikhawatirkan terlibat kontak langsung dengan Dorries. Salah satunya adalah Menteri Ketenagakerjaaan Rachel Maskell yang mengisolasi diri setelah bertemu dengan Nadine Dorries. "Syukurlah, saya tidak menunjukkan gejala (virus Corona) apa pun. Kita harus selalu mejaga kesehatan," tulis Maskell di akun Twitternya.
Menteri Kesehatan Kabinet Inggris, Matt Hancock, mengatakan kepada anggota parlemen pada Senin bahwa dirinya menentang penutupan kantor parlemen setelah wabah menyebar di sana.
"Pengawasan parlemen sangat penting dan saya akan melakukan upaya apa pun agar kantor parlemen tetap beroperasi," kata Hancock.
Boris Johnson sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan respons virus Corona di Inggris ke fase berikutnya, yang berarti penutupan sekolah, pembatalan acara olahraga, dan orang-orang dipaksa bekerja dari rumah.
Dikutip dari Sky News, perdana menteri akan memimpin pertemuan darurat COBRA pada hari Kamis di mana ia diharapkan untuk menyatakan respons Inggris akan beralih dari "mencoba membendung COVID-19" menjadi "tindakan menghambat penyebaran virus".
Saat ini, pemerintah telah fokus pada upaya untuk menghentikan penyebaran virus Corona dari dalam negeri.
Pada Senin lalu, Perdana Menteri Johnson menetapkan rencana pemerintah untuk menangkal wabah yang telah menyebar di Inggris. Boris Johnson mengumumkan pemerintahannya akan memberikan suntikan dana sebesar 59 juta dollar atau senilai Rp 800 miliar.
Sebagai catatan, kasus virus Corona di Inggris kini hampir mencapai 400 kasus dan enam orang dinyatakan meninggal.
SAFIRA ANDINI | CNN | SKY NEWS