Palomino adalah seorang dokter di Samur, jasa ambulan di Madrid, Spanyol. Dia diselamatkan koleganya sendiri. Teman-temannya yang menemukan dia tergeletak di tanah di antara puing-puing pesawat menangis tak tahan menahan rasa iba.
Tulang paha Ligia patah. Mata Ligia saat itu sedang kebingungan mencari-cari suaminya Jose dan saudara iparnya, Gema yang sebelumnya terbang bersama. Mereka berencana untuk merayakan ulang tahun Ligia yang ke 42 di Grand Canary, di Kepulauan Canary, Afrika Barat.
"Pesawat mulai meninggalkan gerbang lepas landas pada pukul 1.20 pm. Sesudah meninggalkan zona lepas landas pilot meminta maaf dan mengatakan mereka akan berputar kembali karena ada masalah teknis," ujar Ligia.
Satu jam kemudian, pesawat kembali menuju zona lepas landas. Tiba-tiba, "Saat itu saya mendengar suara gemerutuk saat lepas landas. Tahu-tahu saya sudah terlempar keluar dari pesawat. Saya mencoba bangun tapi terdengar ledakan dahsyat," kata Ligia.
Ligia pun mencari-cari suami dan saudaranya, "Jose, Jose!" Dia akhirnya melihat seorang lelaki di dekatnya. Wajahnya tak bisa dikenali. Namun, melihat arlojinya, dia tahu itu bukan suaminya. Tubuh-tubuh luka tergeletak di sekitarnya. Dia mencoba bangun, tapi tak bisa mengangkat kepalanya. Dia mendengan anak-anak kecil menangis tak jauh darinya.
"Sebagai dokter saya ingin membangun, tapi saya tak bisa bangun karena pahan saya patah tulang," katanya.
Untunglah tak lama setelah itu datang sebuah ambulans. Yang mengagetkan, kru ambulans itu ternyata adalah temannya sekantor, jasa ambulan Samur. Dia menangis bahagia.
Dia pun diboyong ke rumah sakit untuk dibedah. Hatinya kalut. Suami dan saudaranya tak ada kabar. Menjelang detik-detik dia dibedah, untunglah datang sedikit kabar baik: suaminya, Jose, dirawat di rumah sakit lain. Adapun Gema tak ada kabar.
"Itulah keajaiban yang dialami Ligia dan Jose," kata Feranda, saudara Ligia kepada koran El Paris. BS | Telegraph