TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Rusia sepakat untuk mendukung amandemen konstitusi yang memungkinkan Vladimir Putin kembali menjadi presiden untuk kelima kalinya. Hal ini menyusul usulan Putin kepada parlemen agar konstitusi diamandemen walaupun dampaknya adalah membuka kemungkinan ia mencalonkan lagi.
"Jika mengacu pada konstitusi sekarang, Putin diwajibkan untuk mundur pada tahun 2024 nanti atau akhir dari periode keempat ia memimpin Rusia," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 11 Maret 2020.
Dari 450 kursi di Majelis Rendah Parlemen Rusia, sebanyak 383 mendukung amandemen yang diajukan Putin. Sementara itu, di Majelis Tinggi Rusia, dari 170 kursi, 160 mendukung. Selanjutnya, jika Mahkamah Konstitusi juga ikut mendukung usulan Putin disusul dengan kemenangan pada pemilu di bulan April, maka mantan anggota KGB itu dipastikan bisa kembali mencalonkan diri pada 2024 nanti.
Sebagai catatan, satu periode kepimpinan di Rusia lamanya 6 tahun. Jika Putin kembali menjadi Presiden Rusia untuk dua periode lagi, maka total ia memimpin selama 36 tahun. Jumlah itu lebih lama 6 tahun dibandingkan Stalin atau 7 tahun lebih pendek dari Tsar Peter yang Agung.
Sebelumnya, Putin sempat mengatakan bahwa dirinya tidak ingin menjadi presiden lagi. Sebab, ia tidak menyukai praktik ala Uni Soviet yang memungkinkan seseorang memimpin Rusia seumur hidup. Namun, terkait amandamen konstitusi berpotensi membuka ruang untuk dirinya mencalonkan lagi, Putin merasa hal tersebut tidak seharusnya dipermasalahkan, apalagi di situasi krisis.
Menanggapi perkembangan politik yang terjadi, opisisi Putin, Dmitry Gudkov, memandangnya sebagai kekalahan telak untuk konstitusi Rusia. "Yang ada sekarang pun tidak berjalan sebenarnya," ujarnya.
Kritikus Kremlin, Alexei Navalny, menyatakan hal senada. Dan, menurut ia, Putin sedang mencoba untuk menjadi pemimpin seumur hidup seperti rezim Uni Soviet dulu. Ia tidak mempercayai ucapan Putin yang tidak menginginkan praktik politik ala Uni Soviet.
Kelompok oposisi berencana untuk menggelar protes terhadap langkah Putin. Rencananya, hal itu akan digelar pada hari Jumat nanti. Namun, mereka terganjal aturan pengendalian virus Corona di mana pemerintah melarang event dengan jumlah peserta lebih dari 5000 orang hingga April nanti.
Adapun hal yang akan diprotes tidak terbatas pada kemungkinan Vladimir Putin mencalonkan lagi. Beberapa hal lainnya yang juga akan dipermasalahkan adalah larangan menikah sesama jenis serta penambahan aspek-aspek religius pada konstitusi Rusia.
ISTMAN MP | REUTERS