TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak akan hadir dalam peringatan Victory Day di Moskow, Rusia pada 9 Mei 2020. Kepastian itu disampaikan Kremlin pada Selasa, 10 Maret 2020.
Presiden Rusia, Vladimir Putin rencananya akan memimpin parade tahunan Victory Day tersebut yang ditujukan untuk memperingati kemenangan Uni Soviet melawan Nazi di Jerman dalam Perang Dunia II. Peringatan Victory Day biasanya sekaligus untuk memamerkan peralatan militer Rusia.
"Presiden telah menolak untuk hadir dalam peringatan Victory Day di Rusia," kata seorang pejabat di Amerika Serikat tanpa memberi keterangan detil tentang alasan Trump.
Selama pidato kampanye di Colorado Springs, Colorado, 20 Februari 2020, Presiden Donald Trump mengeluhkan film Parasite yang menjadi pemenang Academy Award tahun ini untuk film terbaik, karena ini adalah film Korea Selatan.[CNN]
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, pihaknya belum mengetahui siapa yang akan mewakili Amerika Serikat pada acara Victory Day jika Trump tak bisa hadir. Sebelumnya pada November 2019, Trump pernah mengatakan dia diundang acara tahunan Victory Day di Rusia, namun tampaknya dia tak akan hadir karena ada kegiatan kampanye pemilu.
"Ya, Saya diundang untuk hadir. Saya sedang memikirkan keputusan itu karena waktunya bertepatan dengan kegiatan kampanye," ujar Trump kepada wartawan yang dikutip dari The Hill, Rabu, 11 Maret 2020.
Sedangkan kantor berita Tass menulis Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap keputusan para pemimpin dunia untuk tidak menghadiri perayaan Victory Day tahun ini sebagai sebuah kesalahan.
"Saya pikir, hal yang benar untuk dilakukan adalah dengan menghadiri (acara kami). Kami berharap mereka hadir dan kami akan senang menyambutnya. Tapi jika tidak, itu pilihan mereka. Namun saya yakin itu adalah kesalahan untuk mereka," kata Putin.
Sumber di Pemerintah Amerika Serikat menyebut, Presiden Trump telah bergelut dengan keputusan untuk hadir di acara itu atau tidak. Sebab Trump sebenarnya ingin datang, tetapi dia menghadapi tekanan dari para penasehatnya agar tidak datang pada perjalanan semacam itu.
Dua tahun pertama pemerintahan Trump diwarnai investigasi dugaan campur-tangan Rusia dalam pemilu presiden Amerika Serikat 2016, yang dimenangkan oleh Trump. Namun miliarder properti itu selamat dari tuduhan tersebut.
SAFIRA ANDINI | REUTERS | THE HILL