TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afganistan Ashraf Ghani akan membebaskan 1.500 tahanan Taliban dalam beberapa hari mendatang sebagai salah satu syarat perdamaian yang ditandatangani Taliban dan Amerika Serikat.
Menurut laporan Reuters, 11 Maret 2020, dekrit dua halaman yang ditandatangani oleh Ghani dan akan diumumkan kepada publik nanti oleh kantornya, mengatakan bahwa semua tahanan Taliban yang dibebaskan harus memberikan jaminan tertulis untuk tidak kembali ke medan perang.
Keputusan tersebut menjabarkan secara rinci tentang bagaimana para tahanan akan dibebaskan secara sistematis, suatu proses yang dikatakan akan dimulai dalam empat hari.
"Proses pembebasan 1.500 tahanan Taliban akan selesai dalam 15 hari, dengan 100 tahanan berjalan keluar dari penjara Afganistan setiap hari," menurut keputusan tersebut.
Pembicaraan antara Taliban dan pemerintah Afganistan untuk mengakhiri perang akan berjalan paralel dengan pembebasan itu, kata dekrit itu.
Jika pembicaraan berhasil, pemerintah mengatakan akan membebaskan 500 tahanan Taliban lebih lanjut setiap dua minggu hingga 5.000 tahanan Taliban dibebaskan.
Dekrit itu mengatakan bahwa Taliban harus tetap berpegang teguh pada komitmennya untuk mengurangi kekerasan selama periode ini dan seterusnya.
Seorang prajurit Direktorat Keamanan Nasional Afganistan berdiri di tengah-tengah kelompok yang diduga milisi Taliban di halaman sebuah rumah dinas intelijen di Faizabad, Afganistan, pada bulan September.[Jim Huylebroek/The New York Times]
Pembebasan tahanan adalah bagian dari langkah membangun kepercayaan untuk membuka jalan bagi pembicaraan langsung antara pemerintah dan pemberontak, setelah pembicaraan dengan kedua belah pihak dan Amerika Serikat secara individual.
Masalah ini telah menjadi salah satu poin terbesar dalam kemajuan menuju perdamaian, diperumit dengan perbedaan dokumen antara Amerika Serikat dan Taliban, dan Amerika Serikat dan pemerintah Afganistan.
"Saya mendesak kedua belah pihak untuk segera melakukan perundingan tentang masalah ini di Doha, Qatar untuk menyelesaikan perinciannya," kata Zalmay Khalilzad, utusan khusus AS yang merupakan negosiator utama dalam perundingan.
"Pemerintah Afganistan telah setuju untuk melakukannya. Ketika diimplementasikan, ini akan menjadi langkah penting dalam proses perdamaian," katanya.
Komandan kelompok garis keras Islamis telah mengirim kendaraan untuk siap mengumpulkan para milisi dalam pertukaran tahanan dan mengatakan mereka akan menghormati kesepakatan dengan menyerahkan lebih dari 1.000 pasukan pemerintah.
Tidak jelas apakah tahanan akan dibebaskan dari penjara lain selain dari Bagram, fasilitas penahanan di sebelah pangkalan militer AS.
Pejabat Ghani berulang kali mengatakan bahwa pemerintah Afganistan memiliki otoritas tunggal untuk membebaskan para tahanan, dan bahwa mereka tidak akan menyetujui langkah berisiko seperti itu sebagai prasyarat untuk langkah selanjutnya dalam proses perdamaian: pembicaraan langsung antara Taliban dan pemimpin Afganistan untuk membahas politik masa depan Afganistan.
Pergeseran posisi Ghani tampaknya merupakan penyelamatan wajah yang dinegosiasikan untuk ketiga pihak, dan tidak terkait dengan upaya Ghani dalam mengamankan masa jabatan kedua setelah terjebak dalam sengketa pemilu. Ghani mendapat jadwal waktu yang lebih lama untuk pembebasan tahanan (Amerika Serikat telah sepakat dengan Taliban bahwa pembebasan akan terjadi dalam 10 hari). Taliban membebaskan tahanan mereka, meskipun tidak secepat yang mereka inginkan. Dan Amerika Serikat akan menjaga rencana perdamaiannya tetap utuh.
Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin delegasi Taliban (kanan) bersama Zalmay Khalilzad, utusan A.S. untuk perdamaian di Afghanistan saat menandatangin perjanjian perdamaian di Doha, Qatar, 29 Februari 2020. REUTERS/Ibraheem al Omari
Perubahan pikiran terjadi selama minggu yang menegangkan di Kabul, ketika para diplomat Amerika turun tangan dalam konflik antara Ghani dan saingannya dalam pemilihan presiden baru-baru ini, Abdullah Abdullah, untuk mencegah perpecahan dalam pemerintahan negara itu. Upaya itu gagal, dengan Abdullah mengklaim telah memenangkan pemilihan dan mengambil sumpah jabatannya sendiri pada hari Senin tepat di sebelah Ghani, yang dilantik untuk masa jabatan lima tahun kedua.
Segera setelah pelantikan Ghani, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo merilis pernyataan yang menyambut pengumuman Ghani. Pernyataan itu mendesak persatuan bagi para pemimpin Afganistan dan menjelaskan bahwa Amerika Serikat fokus pada satu prioritas tunggal: mewujudkan rencana perdamaiannya, yang membuatnya keluar dari Afganistan.
Pejabat Taliban telah berulang kali mengatakan bahwa mereka siap untuk langkah selanjutnya dari proses perdamaian yang dijadwalkan akan dimulai pada 10 Maret, tetapi sekarang menghadapi penundaan yang tidak jelas. Taliban tidak akan mau berdikusi dengan pemerintah Afganistan sampai tahanan mereka dibebaskan.
"Kami telah memberikan daftar terperinci kepada delegasi Amerika dan tidak ada yang bisa melakukan penipuan dalam daftar itu," kata Suhail Shaheen, juru bicara tim negosiasi Taliban yang berbasis di Qatar. "Satu-satunya syarat kami adalah bahwa mereka menyerahkan tahanan kepada kami di gurun atau di penjara, dan mereka hanya akan diterima setelah perwakilan kami mengkonfirmasi."
Perjanjian yang ditandatangani Amerika Serikat dengan Taliban telah menghadapi kritik keras dari anggota parlemen di Washington. Penentang mengatakan penarikan Amerika, yang secara resmi dimulai pada hari Senin, akan memberanikan Taliban dan membuat pemerintah Afganistan rentan.