Trump Enggan Dites Virus Corona karena Tidak Tunjukkan Gejala

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Selasa dia menolak dites untuk virus Corona (COVID-19) karena dia tidak menunjukkan gejala. Trump juga mengaku dirinya sudah diperiksa oleh dokter Gedung Putih.

"Saya pikir ini bukan masalah besar. Saya akan melakukannya. Saya tidak merasa bahwa alasan apapun...Saya merasa sangat sehat. Saya merasa sangat baik," kata Trump kepada wartawan di Capitol Hill, setelah pertemuan dengan Senat Partai Republik tentang respons virus Corona, dikutip dari Reuters, 11 Maret 2020.

Trump mengatakan pemerintah akan membantu industri penerbangan dan pelayaran selama krisis imbas virus.

"Mereka adalah dua industri besar dan kami akan membantu mereka melalui patch ini, dan sejauh ini saya pikir itu berjalan sangat baik," kata Trump, dikutip dari CNN.

Presiden AS Donald Trump menyampaikan pernyataan tentang Iran diapit oleh Kepala Staf Jenderal Angkatan Darat AS James McConville, Chiarman dari Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dan Wakil Presiden Mike Pence di Foyer Grand di Gedung Putih di Washington, AS, Januari 8, 2020. [REUTERS / Kevin Lamarque]

Juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan pada hari Senin bahwa Trump belum diuji karena ia tidak memiliki gejala dan tidak memiliki kontak dekat yang berkepanjangan dengan setiap pasien yang dikonfirmasi memiliki virus Corona.

Di antara orang-orang yang bepergian dengan Trump menggunakan Air Force One pada hari Senin adalah anggota DPR Republik Matt Gaetz, yang mengumumkan beberapa jam kemudian bahwa ia akan mengkarantina diri karena ia telah melakukan kontak di sebuah konferensi politik dengan seorang peserta yang kemudian dinyatakan positif terkena virus.

Anggota DPR Republik Mark Meadows, kepala staf Trump yang datang yang juga menghadiri konferensi, akan melakukan karantina sendiri hingga Rabu, kata seorang juru bicara, Senin.

Sebanyak 761 kasus virus Corona Amerika Serikat dikonfirmasi Selasa pagi, menurut penghitungan oleh Johns Hopkins University. Hingga Selasa, setidaknya ada 28 kematian terkait virus Corona di AS.